Kelompok Prioritas dalam Hidup
Hidup manusia mempunyai siklus, mulai dari lahir, balita, kanak-kanak, remaja, Dewasa, tua dan seterusnya. Siklus ini sesuai dengan tahapan pertumbuhan manusia. Tahapan tersebut tidak mungkin tertukar atau sengaja ditukar. Misalnya setelah anak-anak langsung menjadi orang tua dan lain sebagainya.
Begitu juga dengan upaya kita untuk meraih sukses. Perlu untuk memahami siklus kelompok prioritas kebutuhan dalalm hidup manusia untuk sukes. Walaupun tidak “saklek” seperti siklus tahapan pertumbuhan hidup, tetapi siklus kelompok prioritas hidup ini perlu dipahami dan dijadikan pedoman dalam bekerja.
Siklus kelompok prioritas kebutuhan dalam hidup untuk sukses merupakan perputaran perjalanan hidup dimana terdapat penegelompokan prioritas dalam melakukan pilihan tindakan dalam hidup yang akan menuntun kita untuk meraih kesuksesan. Dalam sautu video motivasi yang disampaikan oleh Profesor Kim Emerson menjelaskan bagaimana manusia harus mempunyai prioritas pilihan dalam hidup dan hal tersebut akan mempengaruh maksimal atau tidak hasil akhir.
Dalam suatu kegiatan pembelajaran di dalam kelas, prof Kim Emerson membawa sebuah toples yang ditarok diatas meja, kemudian diisi dengan bola golf sampai penuh. Kemudian dilanjut dengan mengisi kerikil sampai penuh juga. Selanjutnya diisi dengan pasir sampai penuh, dan terakhir diisi dengan zat cair sampai penuh.
Pada proses ini terlihat bahwa topless terisi secara maksimal sesuai dengan kapasitasnya. 4 kali pengisian toples melalui bola golf, kerikil, pasir dan cairan. Empat kali professor kim bertanya, apakah toples sudah penuh? dan empat kali juga mahasiswanya menjawab dengan jawaban yang sama, sudah. Dari proses pengisian ini kita melihat bahwa, tidak semua yang kita lihat dengan mata kita merupakan suatu jawaban final atas permasalahan yang ada. Apakah mahasiswa salah dengan 3 jawaban yang awal, saat toples diisi dengan bola golf, mereka menjawab penuh karena dalam imajinasi mereka saat itu adalah penuh dengan bola golf dan tidak bisa diisi dengan bola golf lainnya. Disaat yang bersamaan mereka tidak mempunyai imajinasi lain. Misalnya kerikil bisa mengisi kekosongan ruang diantara sela-sela bola yang bulat. Begitu juga dengan pasir dan cairan yang bisa mengisi ruang-ruang yang masih kosong.
Seandainya pengisiannya diisi dengan tahapan yang berbeda, misalnya yang pertama diisikan ke dalam toples adalah pasir, kemudian kerikil, cairan dan terakhir adalah bola golf. Maka dapat dipastikan bahwa tidak semua bola golf akan tertampung oleh topless. Beberapa diantaranya harus berada diluar karena tidak ada lagi ruang yang cukup.
Ilustrasi diatas menuntun kita untuk memahami, bahwa segala sesuatu ada tahapannya. Jika tahapan dilaksanakan dengan baik maka akan mampu memberikan hasil yang maksimal. Demikian juga sebaliknya jika dilakukan tidak sesuai dengan tahapan. Mungkin tujuan masih tercapai, tetapi hasil yang diperoleh tidaklah maksimal, karena ada hal-hal yang terlewati atau tidak terlaksanakan dengan baik sesuai dengan potensi yang ada. Tetapi jika dilaksanakan sesuai tahapan, maka semua potensi-potensi tersebut dapat dimaksimalkan dan akhirnya kita mampu memperoleh hasil yang terbaik.
Seandainya toples merupakan kehidupan, maka bola golf, kerikil, pasir dan cairan merupakan bagian-bagian dari kehidupan yang akan mengisi kehidupan dalam toples. Jika salah dalam pelaksanaannya. Maka kita akan kesulitan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Ini menjadi pelajaran untuk mendapatkan hasil maksimal maka tahapan menjadi bagian penting dari suatu proses.
Dapat dideskribsikan bahwa bola golf, kerikil, pasir dan cairan merupakan kelompokan prioritas dalam kehidupan seperti yang sudah disampaikan diatas. Sesuai dengan tahapannya maka kelompok prioritas nya pertama adalah bola golf, prioritas kedua adalah kerikil, prioritas ketiga adalah pasir dan yang terakhir adalah cairan.
Selanjutnya adalah bagaimana mana kita mengelompokan prioritas dalam kehidupan kita ini sesuai dengan skala prioritas dalam kehidupan. Untuk bola golf sebagai prioritas utama didalamnya terdapat agama, keluarga, kesehatan, cita-cita dan keingingan keinginan besar lainnya, dan selanjutnya kita sebut dengan prioritas utama, atau apa saja yang menurut pandangan dan pemikiran kita dapat dimasukan dalam kelompok ini.
Kemudian untuk kelompok prioritas kedua adalah kerikil. Didalam kelompok kedua ini terdapat pekerjaan, rumah, mobil dan lain sebagainya. Kembali lagi seperti kelompok prioritas utama, untuk kelompok prioritas kedua ini tentunya dapat menyesauikan dengan pandangan dan pemikiran kita. Untuk kelompok pasir termasuk didalamnya jalan-jalan dan hal-hal lainnya diluat prioritas utama dan kedua. Kelompok ini selanjutnya disebut sebagai prioritas ketiga. Dan cairan menjadi kelompok prioritas keempat. Penempatan prioritas dalam hidup ini tentunya disesuaikan dengan pandangan dan pemikiran kita. Sebaiknya penempatannya melalui suatu diskusi sehingga dapat dibuatkan kesimpulan bersama.
Agar siklus kelompok prioritas kebutuhan dalalm hidup manusia untuk sukes dapat efektif, maka kita harus menempatkan semuanya sesuai dengan prioritasnya. Fokus kita tentunya kepada skala priotas utama, yakni agama, keluarga, cita-cita dan keinginan besar lainnya. Kelompok prioritas ini tentunya dapat disesuaikan dengan kondisi dan keinginan kita masing-masing sehingga bagian kelompok prioritas diatas bisa saja berbeda.
Untuk mencapai kehidupan sukses tentunya energy dan pikiran kita mesti difokuskan kepada agama, keluarga, cita-cita dan keinginan besar lainnya. Berikan porsi yang lebih besar untuk menyelesaikan hal-hal yang terkait prioritas utama tersebut. Tidak hanya sebatas focus, tetapi juga harus mampu berkomitmen untuk mencapainya.
Focus dan komitmen menjadi dua hal yang berbeda. Ibarat nya kereta api, rel kereta menuntut agar kereta bergerak di rel yang sudah disiapkan, jangan kemana-mana lagi. Dengan tetap berada direl maka kereta api akan sampai ditujuan yang telah ditetapkan. Seandainya kereta api keluar dari rel, maka kereta tidak akan sampai ditujuan sesuai denga rencanya yang sudah ditetapkan. Focus menuntun kita untuk tetap kosentrasi kepada tujuan yang telah ditetapkan. Apa tujuannya?. Tujuannya sesuai dengan kelompok prioritas, dengan tujuan utamanya adalah prioritas utama yakni agama, keluarga, kesehatan, cita-cita dan keinginan besar lainnya. Jangan menggeser focus ini, karena akan menggeser tujuan utama anda.
Prioritas dalam Hidup (IQ Manglayang Motivator)
Siklus hidup mengharuskan kita melakukan banyak hal. Kita dituntut untuk mampu mengelolanya dengan baik. Salah satu cara terbaik adalah dengan membuat kelompok kebutuhan skala prioritas:
Prioritas utama misalnya keluarga, cita-cita dan keinginan besar lainnya (simbol bola golf)
Kelompok prioritas kedua seperti pekerjaan, rumah, mobil dsb (simbol kerikil)
Kelompok prioritas berikutnya hal-hal kecil lainnya diluar prioritas diatas
Kelompok terakhir adalah kesenangan
Prioritas harus dijalankan sesuai dengan tingkatan prioritas, dengan demikian diyakini akan mampu memperoleh hasil yang optimal (terbaik)
Dan kesenangan tetap akan menjadi milikmu, karena dia ada dimana-mana
Jangan bolak balik prioritas, karena ini akan berdampak kepada output maksimal yang bisa diraih
Komitmen pada prioritas utama artinya apapun kondisinya, apapun masalahnya maka kita tetap akan berupaya untuk mencapai prioritas utama sebagai tujuan. Komitmen merupakan perjanjian kepada diri sendiri atau kepada orang lain akan melaksanakan apa yang diyakini atau yang disepakati sampai selesai. Disinilah peran pentingnya komitmen untuk mengantarkan kita kepada tujuan. Tentunya dalam proses pencapaian tujuan banyak halangan dan rintangan yang mengganggu jalannya proses tersebut. Jika kita tidak sanggup menghadapi tantangan yang terjadi bisa saja kita merevisi tujuan atau bahkan mengantinya dengan tujuan lain. Jika kita sudah berkomitmen menjadikan kelompok-kelompok prioritas dalam kehidupan dicapai sesuai dengan tahapannya, maka yakinkan diri, apapun permasalahannya, apapun tantangannya kita akan tetap menjadikan pencapaian kelompok prioritas sesaui dengan tahapannya.
Fokus pada tujuan, membuat kita tidak toleh kiri kanan lagi dan komitmen membangun semangat untuk tetap terus berjuang, tidak patah arang karena banyak permasalahan sehingga kelompok prioritas utama dapat dipenuhi dengan baik. Melaksanakan sesuai tahapan kelompok-kelompok prioritas dalam kehidupan akan mengantarkan kita mampu mengisi kantong-kantong utama dalam toples kehidupan, sehingga yang priotas utama tercapai dan prioritas lain juga satu persatu ikut masuk kedalam toples kehidupan. Tidak ada prioritas utama yang tercecer diluar akibat kesalahan dalam mengisi toples kehidupan karena salah dalam penggunaan prioritas.
Dalam Buku : Sukses dengan Caramu (Penulis : Dr. Sri Sundari, SH. MM. CGCAE)