SriSundari – Kehadiran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) begitu besar kontribusinya kepada negara. Untuk menciptakan UMKM yang bernilai tambah dan produktif, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) telah menyiapkan lima fondasi. Hal ini merupakan upaya menjadikan UMKM sebagai arus utama pembangunan ekonomi nasional.
Sebagaimana disampaikan Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki, saat memberikan sambutannya dalam acara Puncak Hari UMKM Nasional 2024 yang mengangkat tema ‘UMKM Maju Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas,’ di Palembang, Sumatera Selatan, beberapa saat lalu.
“Pemerintah memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pelaku UMKM dan para penggerak UMKM,” ujar MenKopUKM Teten.
Lebih lanjut MenKopUKM Teten memaparkan, rancangan pengembangan UMKM ke depan adalah transformasi ekonomi melalui peningkatan produktivitas. Untuk itu, para pelaku UMKM didorong untuk berkonsolidasi dalam wadah koperasi, sehingga tercapai skala ekonomi, serta menerapkan teknologi dan inovasi dalam menjalankan usahanya.
Lima fondasi yang tengah dipersiapkan KemenKopUKM tersebut adalah, yang pertama yaitu peningkatan rasio kewirausahaan nasional secara terencana melalui inisiasi Entrepeneur Hub.
“Kami menargetkan pertumbuhan entrepreneur baru, ingin tumbuh dengan ekonomi baru dan produk baru. Menciptakan kue ekonomi yang lebih besar agar UMKM naik kelas,” ujar Teten.
Fondasi kedua, penguatan skala Usaha Mikro-Kecil melalui korporatisasi petani dan nelayan berbasis koperasi seperti, Minyak Makan Merah per 1.000 hektare (ha) lahan perkebunan sawit rakyat dan SOLUSI (Solar Untuk Koperasi Nelayan) yang menjadikan UMKM menjadi bagian dari program hilirisasi dan industrialisasi.
Fondasi ketiga adalah penguatan inovasi dan teknologi dalam skema rantai pasok industri melalui Rumah Produksi Bersama yang dikelola oleh koperasi.
“Kami harapkan fondasi ketiga ini mendorong terciptanya industrialisasi berbagai sektor UMKM yang tak lama lagi kita wujudkan,” kata MenKopUKM.
Kemudian fondasi keempat yaitu meningkatkan kualitas dan daya saing produk Usaha Mikro Kecil melalui Layanan Rumah Kemasan. Dan fondasi kelima adalah inovasi pembiayaan melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat) Kluster, Credit Scoring, dan Pembiayaan Koperasi sektor rill melalui LPDB-KUMKM.
“Pemerintah menargetkan 30 persen kredit perbankan bagi UMKM, di mana hari ini baru sekitar 20 persen. Berbagai inisiatif sedang diusahakan. Salah satunya KUR dengan Innovative Credit Scoring (ICS), dan mencari pembiyaan alternatif Security Crowdfunding (SC) venture capital serta pembiayaan oleh LPDB-KUMKM terutama bagi koperasi sektor produksi,” kata Menteri Teten.
MenKopUKM Teten berharap, kelima fondasi ini menjadi modal bagi Indonesia untuk menuju negara maju. Ditargetkan pada 2045 ditargetkan pendapatan per kapita Indonesia mencapai 30.000 dolar AS kapita per tahun, yang hari ini baru mencapai 4.500 dolar AS per kapita per tahun.
“Hal tersebut mungkin bisa meningkatkan kualitas lapangan kerja yang sebesar 97 persen oleh UMKM agar semakin meningkat. Sehingga ini menjadi penting, sebab industrialisasi sejak 2008 terjadi penurunan, tercatat saat ini menjadi 18 persen,” ujarnya lagi.
UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional dengan 99 persen pelaku usaha adalah UMKM, berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 61 persen dan menyerap 97 persen lapangan kerja.(Rafa)