Sukses Dengan Caramu (7)

Sukses Dengan Caramu (7)

2. Mengantisipasi atau mencegah memposisikan diri dalam rasa bersalah

    Salah satu sumber berlaku tidak jujur (berbohong) adalah masalah. Di saat mengalami suatu masalah, anda akan tergoda untuk menutupinya dengan berbohong. Disitulah kejujuran mulai hanya menjadi kiasan belaka. Berlaku seolah-olah jujur padahal sedang memainkan “dunia panggung sandiwara”.

    Setiap orang pasti tidak akan bisa melepaskan diri dari masalah. Kita semua akan mengalaminya. Yang perlu dilakukan adalah menghadapi permasalahan tersebut, kalau masalah yang dihadapi cukup komplek maka uraikan masalah tersebut satu persatu, selesaikan satu persatu sehingga secara bertahap satu persatu permasalahan yang ada mendapakan solusinya dan pada akhirnya semua permasalahan mendapatkan solusi yang terbaik.

    Jangan biasakan menghindari masalah, kalau terbiasa menghindarkan diri dari masalah maka anda akan memulai episode baru dalam drama kehidupan, yakni akan memulai kebohongan demi kebohongan yang akan anda perankan dalam “dunia panggung sandiwara”.

    Intinya adalah hadapi masalah yang anda hadapi dan selesaikan. Serumit apapun masalah yang dihadapi tentu tetap ada solusinya. Karena yakinlah bahwa setiap masalah yang dihadapi sudah disiapkan solusinya. Mungkin solusinya bisa cepat, bisa juga lambat.

    Dengan demikian anda tidak perlu lagi bersembunyi dari suatu permasalahan sehingga akhirnya anda mampu menghindar dari kebohongan demi kebohongan. Tegasnya, anda tidak punya alasan lagi untuk berbohong.

    3. Memandang ke bawah, tidak suka membandingkan diri dengan orang lain

    Banyak orang sulit memalingkan dari kehidupan orang lain, khususnya bagi kehidupan orang yang terlihat lebih sukses dari kita. Terlihat seolah-olah kehidupannya jauh lebih indah dari kehidupan kita atau bak kata pepatah “rumput tetangga terlihat lebih hijau dari pada rumput sendiri”.

    Semestinya dalam kehidupan dunia kita diajarkan untuk melihat kebawah, dan kehidupan akhirat melihat keatas. Artinya untuk urusan-urusan duniawi kita tidak perlu membanding-bandingkan dengan orang lain apabila kita tidak mampu mengontrol hawa nafsu.

    Misalnya melihat tetangga sebelah baru saja membeli mobil baru yang lebih bagus dari mobil kita. Agar terlihat sama, kemudian kita memaksakan diri juga untuk membeli mobil baru yang sama jenisnya atau bahkan yang lebih bagus dan lebih mahal lagi. Sementara kondisi keuangan kita tidak sebaik kondisi keuangan mereka. Mungkin saja kondisi keuangan kita sedang terpuruk. Akibatnya untuk menutupi kekurangan tersebut maka kita memaksakan untuk membelinya hanya demi gengsi. Akhirnya kita terlilit masalah akibat tidak jujur kepada diri sendiri.

    4. Bangun budaya jujur

    Sifat jujur dapat dibentuk, khususnya sejak masih masa kanak-kanak. Peran keluarga, sekolah dan lingkungan bermain sangat memberi pengaruh terhadap karakter anak khususnya terkait dengan masalah kejujuran. Orang tua, guru dan pihak lainnya dapat berperan sebagai Ing Ngarso Sun Tulodo, memberikan teladan kepada anak-anak untuk selelau berperilaku jujur kapanpun dan di manapun.

    Yang perlu kita ingat bahwa secara psikologis biasanya anak menjadikan orang tua sebagai tauladannya. Anak-anak senang bersikap dan berperilaku seperti kedua orang tuanya. Jika sebagai orang tua anda rajin ke masjid, maka anak-anak juga akan ikutan rajin ke masjid. Demikian juga sebaliknya, jika sebagai orang tua anda malas ke masjid, jangan terlalu berharap anak-anak anda mau berjamaah ke masjid.

    Dalam kasus lain makanya sangat tidak dianjurkan orang tua merokok di depan putra putrinya, karena diyakini besar kemungkinan perilaku tersebut akan ditiru oleh para putra-putrinya. Selain tentunya bisa berdampak kepada kesehatan yang bersangkutan dan anak-anak sebagai “perokok” pasif.

    Demikian juga halnya, jika kita selalu memperlihatkan sikap jujur dan selalu menghindari perkataan bohong, maka tentunya hal tersebut juga akan penjadi panutan bagi anak-anak. Memberikan pemahaman dan keyakinan bahwa mereka juga harus berperilaku jujur dan menghindari untuk berkata bohong. Setiap ada indikasi anak akan berbohong maka selalu diingatkan bahwa kita tidak boleh berbohong. Dan jangan ragu untuk memberikan sanksi kalau mereka sudah terlanjut berbohong. Sanksi diberikan dengan tujuan mengingatkan, bohong adalah sesuatu yang salah. Selain tidak baik, berbohong juga dosa.

    Jadi apapun kondisinya, ajarkan anak untuk selalu jujur dengan segala resiko yang akan diterimanya. Terima resiko sebagai bentuk responsibility. Jika mereka sudah berani jujur maka kita juga perlu memberikan apresiasi sebagai bentuk penghargaan atas kejujurannya. Walaupun apresiasi tersebut tidak boleh menggugurkan sanksi atas pelanggaran yang telah dilakukan sebagai bentuk koreksi atas kelasahan yang sudah terjadi.

    Selalu ciptakan situasi yang menuntut semua pihak yang ada untuk berperilaku jujur, jadikan kebohongan sebagai momok dan musuh bersama. Setiap yang berbohong berikan sangsi yang tegas dan begitu juga sebaliknya jangan lupa memberi apresiasi kepada mereka yang sudah berperilaku jujur dengan membangun komitmen tidak melakukan kesalahan yang sama lagi. Dengan cara seperti ini diyakini akan terbangun budaya jujur baik di lingkungan keluarga atau lingkungan kerja.

    5. Bangun keyakinan bahwa anda akan selalu jujur

    Di saat bangun tidur yakin kepada diri anda, bahwa hari ini akan bersikap jujur, berkata jujur apapun yang terjadi tidak akan berbohong sama sekali. Akan menghadapi segala resiko yang timbul akibat kejujuran yang diperjuangkan. Sebelum meninggalkan rumah untuk beraktivitas kembali lakukan self reminding, mengingat diri atas keharusan bersikap jujur. Sesampai di kantor kembali untuk melakukan self reminding.

    Pola self reminding ini selalu dilakukan dalam semua aktivitas. Jika hal ini dilakukan selama 10 hari secara berturut-turut, tanpa disadari alam bawah sadar akan membangun suatu kesadaran untuk tidak melakukan kebohongan dan akan selalu berperilaku dan berkata jujur. Jika keyakinan terbangun di alam bawah sadar maka, secara otomatis hal tersebut akan muncul sebagai pengingat di saat anda tergoda untuk berkata bohong. Dengan demikian setiap akan berbohong sudah ada alarm pengingat sehingga kita tersadar untuk tidak berbohong dan selalu berperilaku jujur, seperti alarm yang selalu mengingatkan anda untuk terbangun di pagi hari.

    "Dunia dan isinya adalah media pembelajar oleh karena itu jadilah pembelajar yang baik"