SriSundari – Para pejabat tinggi ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok bertemu di Stockholm, Senin (28/7/2025). Perundingan yang memakan waktu selama lebih dari lima jam ini, bertujuan untuk menyelesaikan sengketa ekonomi yang telah berlangsung lama di tengah perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut, dengan harapan memperpanjang gencatan senjata selama tiga bulan.
Dilansir dari Reuters, tampak hadir Kepala Departemen Keuangan AS, Scott Bessent, merupakan bagian dari tim negosiasi AS dan Wakil Perdana Menteri Tiongkok, He Lifeng.
Tiongkok menghadapi tenggat waktu 12 Agustus 2025, untuk mencapai kesepakatan tarif berkelanjutan dengan pemerintahan Presiden Donald Trump, setelah Beijing dan Washington mencapai kesepakatan awal pada bulan Mei dan Juni, untuk mengakhiri eskalasi tarif yang terus meningkat dan penghentian pasokan mineral tanah jarang selama berminggu-minggu.
Para negosiator dari kedua belah pihak terlihat meninggalkan kantor sekitar pukul 20.00 (18.00 GMT) dan tidak berhenti untuk berbicara dengan para wartawan. Diskusi diperkirakan akan dilanjutkan pada hari Selasa.
Presiden AS Donald Trump menyinggung pembicaraan tersebut dalam konferensi pers yang luas dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di Skotlandia.
“Saya ingin melihat Tiongkok membuka negara mereka,” kata Trump.
Tanpa kesepakatan, rantai pasokan global dapat menghadapi gejolak baru akibat bea masuk AS yang kembali ke level tiga digit yang setara dengan embargo perdagangan bilateral.

Sementara itu, perwakilan Dagang AS Jamieson Greer mengatakan bahwa dirinya tidak mengharapkan ‘semacam terobosan besar hari ini’ dalam perundingan di Stockholm yang ia hadiri.
“Yang saya harapkan adalah pemantauan dan pengecekan berkelanjutan atas implementasi perjanjian kita sejauh ini, memastikan bahwa mineral-mineral penting utama mengalir di antara para pihak dan meletakkan dasar bagi peningkatan perdagangan dan perdagangan yang seimbang di masa mendatang,” ujarnya kepada CNBC.
Para analis perdagangan mengatakan, perpanjangan 90 hari lagi dari gencatan senjata tarif dan pengendalian ekspor yang disepakati pada pertengahan Mei antara Tiongkok dan Amerika Serikat, kemungkinan besar akan terjadi.
Perpanjangan ini akan memfasilitasi perencanaan pertemuan potensial antara Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada akhir Oktober atau awal November 2025 mendatang.
Berdasarkan laporan dari Financial Times, bahwa AS telah menghentikan pembatasan ekspor teknologi ke Tiongkok, untuk menghindari gangguan dalam perundingan perdagangan dengan Beijing dan mendukung upaya Trump untuk mengamankan pertemuan dengan Xi tahun ini.
Sementara itu, di Washington, para senator AS dari kedua partai besar berencana untuk mengajukan rancangan undang-undang minggu ini yang menargetkan Tiongkok atas perlakuannya terhadap kelompok minoritas, pembangkang, dan Taiwan, dengan menekankan keamanan dan hak asasi manusia, yang dapat mempersulit perundingan di Stockholm.(NA)