Asal Usul Festival Tabot ‘Bengkulu’

Asal Usul Festival Tabot ‘Bengkulu’

SriSundari –  Festival Tabot Bengkulu 2024 yang diselenggarakan  di Lapangan Merdeka Kota Bengkulu dan dibuka pada Sabtu malam (6/7/2024), merupakan kegiatan rutin tahunan yang kerap diadakan Kota Bengkulu. Kegiatan yang diselenggarakan hingga 16 Juli 2024  ini, menjadi bagian penting dari budaya tradisional masyarakat Bengkulu.

Perayaan yang juga dianggap sebagai bentuk syukur atas rezeki yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat-Nya ini, sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, yang dibawa oleh para ulama yang saat itu kerap datang ke Bengkulu.

Tabot atau Tabut adalah tradisi dan warisan budaya tak benda asal Provinsi Bengkulu.  Nama Tabot berasal dari kata Arab yaitu ‘Tabut’ yang artinya peti atau kotak kayu. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk penghargaan, mengenang gugurnya cucu Nabi Muhammad, Husein bin Ali ketika ditawan oleh Yazid bin Muawiyah di Karbala, Irak pada Hari Asyura tahun 680 Masehi.   Karena itulah, Festival Tabot Bengkulu juga dikaitkan dengan 10 Muharram dalam kalender Islam. 

Tradisi Tabut Bengkulu menjadi cara untuk memperingati peristiwa bersejarah tersebut dan mengambil hikmah dari perjuangan yang dilakukan.  Ada 9 rangkaian prosesi acara yang dijalankan, yaitu dimulai dari mengambil Tanah, Duduk Penja, Menjara, Meradai, Arak Penja, Arak Serban, Gam (masa tenang/berkabung), Arak Gedang dan Tabot Terbuang.

Seiring perkembangan waktu, tradisi Tabut Bengkulu banyak mengalami perkembangan. Tabut yang berupa sebuah bangunan serupa pagoda atau menara masjid bertingkat, terbuat dari kayu atau bambu dan diarak di sekitar kota Bengkulu oleh para pemuda, sambil memainkan rebana dan musik tradisional. Selama prosesi, para peserta juga melakukan zikir dan doa bersama.

Mereka mengenakan pakaian adat Bengkulu berupa baju longgar lengan pendek, celana panjang, dan hiasan kepala. Semua warnanya cerah dan senada. Perempuan dan lelaki boleh ambil bagian. Mereka juga mengenakan aksesoris kepala yang menyerupai tabot, mahkota, membawa tongkat dan selendang.

Kemasan acara yang sangat menarik ini dihadiri oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Sehingga, Festival Tabot turut memperkaya budaya dan pariwisata Bengkulu.  Dengan memahami sejarah dan makna dari Tabut Bengkulu, diharapkan nilai-nilai kebersamaan, syukur, dan keteguhan iman dapat terus dijaga dan dilestarikan.(NA)

"Dunia dan isinya adalah media pembelajar oleh karena itu jadilah pembelajar yang baik"