Looking back to my mistakesWhere we once lived for our sakesI can’t find out what’s gone wrong I know I was not good enoughBut we
Dini hari penuh selepas subuhDalam perenungan aku bersimpuhSuatu saat aku akan menghadap Sang KhalikEntah apa yang aku unggulkan untuk ditilik Petunjuk-Nya sering kuabaikanPerintah-Nya tak jarang
Melupakanmu sering kulakukannamun selalu kau maafkanSaat kurindu, kuintip pergelangan tanganMelihatmu berdetik, bergerak tanpa halangan Kau kadang lari dengan cepatjuga kadang lambatIngin dapat kukejarnamun tak pernah
Detik demi detik waktu lenyapMenit demi menit waktu menguapJam demi jam waktu hilangAkhirnya waktu ku sia sia terbuang Hari demi hari menghilang cepatMinggu demi minggu
I will wait for the storm to passthe sun to risethe moon to shine I will wait until my very lastocean of longingdry but I
Mungkin kita terlalu larut merangkum rindusampai sampai, kemarin air mata mu mengalir seiring cerita yang kau ujartentang jalan dakwah dan likunya di lain detak, kamu
Entah kemana kaki ini melangkah,Meninggalkan jejak yangtak bersuara,Walau harus berpeluh darah,Segala tempat ku akan singgah. Langkah ini tidaklah lemah,Hanya kadang kehilangan arah,Ingin hati menumpahkan amarah,Atas
Halilintar membuyarkan lamunanku yang sedang terbang dalam kenangan yang tak lekang.Helai demi helai daun berjatuhan,beriringan dengan desiran angin yang menyayat rasa rinduKembali kukenang kebersamaan yang
di sini pada hamparan sepipandangan jatuh kebatas kalaberteman mesra teduh nuraniberbalut indah halimun senja diam tanpa bertukar katadua hati jalin jemarisatukan detak direlung jiwamenisik andaman
Ketika alam menumpahkan amarah nyaKecewa pada ulah manusiaMeluluhlantakkan semua yang adaTak satupun dari kita mampu menolaknya Tangisan serta jeritan manusia yang berlari kian kemariTak ada
2024 © SriSundari.com – All Right Reserved.
