SriSundari – Toxic People atau orang yang toxic belakangan makin sering didengar. Istilah ini diungkapkan kepada orang-orang yang dapat memberikan dampak buruk terhadap orang lain. Disebut juga orang yang beracun. ‘Beracun’ karena secara psikis, orang ini kerap mengganggu kenyamanan orang lain, sehingga membuat orang jadi sulit memiliki hubungan sosial yang baik bahkan dijauhi teman-temannya.
Orang yang memiliki sifat toxic memang harus dijauhkan, untuk menjaga pikiran dan lingkungan kita tetap sehat. Bagaimana mengidentifikasi seseorang yang memiliki sifat toxic ini?
Berikut ciri-ciri seseorang terdampak sifat toxic :
- Mementingkan diri sendiri
Selalu mengajak orang lain untuk terlibat dalam urusan atau kepentingannya, tapi ketika dia dibutuhkan selalu menghindar. Bahkan, orang ini cenderung memaksa segala keinginannya tanpa mau mengerti kondisi orang lain.
- Suka mengkritik tapi tidak mau dikritik
Seringkali mengkritik dengan nada dan ungkapan yang berlebihan bahkan cenderung kasar. Namun sebaliknya, dia tidak suka dikritik bahkan marah jika diungkapkan kesalahannya.
- Playing victim
Ketika salah tidak mau disalahkan bahkan cenderung melempar kesalahannya kepada orang lain. Suka playing victim, dengan berlagak seolah-olah dialah korbannya padahal dia sendiri pelakunya dan selalu merasa dirinya paling benar.
- Posesif dan manipulatif
Dalam menjalin hubungan seringkali orang seperti ini posesif yaitu dengan menguasai dan mengekang sehingga orang lain tidak punya kuasa atas dirinya sendiri. Orang ini juga suka mengontrol segala keinginan orang lain dan mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri. Dia akan membuat orang lain mau melakukan apa yang dia inginkan.
- Obsesi terhadap diri sendiri
Mencintai diri sendiri secara berlebihan sehingga orang ini cenderung sombong, terlalu membanggakan diri sendiri, tidak suka disaingi, suka mencari perhatian dan seringkali menghina orang lain.
- Suka meremehkan
Orang yang memiliki sifat toxic akan selalu menyangkal dengan kesuksesan orang lain. Dia akan selalu berusaha merekayasa dengan berbagai cerita agar teman yang sukses tersebut menjadi biasa-biasa saja, bahkan cenderung merendahkan.
- Ghosting
Suka menebar janji tapi selalu menghindari ketika ditagih janjinya, bahkan menghilang begitu saja tanpa jejak.
Bagaimana kalau ciri-ciri tersebut ada pada diri kita? Sebaiknya lakukan introspeksi dan beranilah membuka dan merubah diri untuk menjadi orang yang lebih bijak, lebih ‘asyik’ serta menerima segala masukan yang membangun. Melatih empati untuk mau mendengarkan dan menghargai cerita orang lain serta mengontrol emosi.
Terkadang sering orang menyesal setelah mengumbar emosi yang berlebihan. Untuk itu, ketika merasa emosi akan meledak, berhenti sejenak dan tenangkan diri terlebih dahulu. Jangan bertindak dan mengambil keputusan ketika emosi tengah bergejolak.(NA)