SriSundari – Dalam rangka memeriahkan HUT ke-144 Kota Curup Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rejang Lebong menyajikan pekan festival budaya daerah. Hal merupakan salah satu upaya pelestarian seni budaya daerah agar tidak punah oleh kemajuan zaman.
“Festival budaya daerah yang dilaksanakan dalam rangka memeriahkan HUT Kota Curup ini, merupakan upaya Pemkab Rejang Lebong untuk melestarikan seni budaya daerah lokal maupun tradisi yang sudah lama berjalan,” ungkap Bupati Rejang Lebong Syamsul Effendi, saat membuka Festival Budaya HUT Kota Curup Kabupaten Rejang Lebong 2024, Rabu (8/5/2024).
Dalam kegiatan yang diadakan di Lapangan Dwi Tunggal, Kota Curup Rejang Lebong ini, selain menampilkan aneka perlombaan seni budaya daerah, pekan festival budaya daerah ini juga mengadakan bazar UMKM yang dilaksanakan mulai 8-29 Mei mendatang.
Festival ini menampilkan 41 kegiatan perlombaan seni dan budaya daerah serta kesenian nusantara, juga terdapat 87 anjungan UMKM serta pelaksanaan pawai adat yang diikuti ribuan warga.
“Festival budaya pada perayaan HUT Kota Curup tahun 2024 ini merupakan perayaan paling akhir pada tiga tahun kepemimpinan bersama Wakil Bupati Hendra Wahyudiansyah,” ungkap Bupati Syamsul.
Acara ini juga dihadiri Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah. Gubernur Rohidin yang meyakini bahwa Kabupaten Rejang Lebong memiliki keragaman budaya ini, berharap agar terus menjaga dan melestarikannya.
“Keragaman dan kekayaan budaya Rejang Lebong ini merupakan modal kita untuk melestarikan nilai-nilai luhur. Setiap tahun, kita canangkan agar nilai-nilai itu semakin melekat kuat di seluruh masyarakat,” ujar Gubernur Rohidin.
Rangkaian pembukaan festival budaya daerah yang digelar Pemkab Rejang Lebong ini diawali dengan pelaksanaan pawai adat yang diikuti oleh ribuan warga dari 15 kecamatan. Pawai adat ini dilepas oleh Wabup Hendra Wahyudiansyah dari Jalan MH Thamrin Kelurahan Air Rambai menuju Lapangan Dwi Tunggal Curup.
Pembukaan pun ditandai dengan acara prosesi adat Suku Rejang yang kemudian dilanjutkan dengan pemukulan kentungan serta pelepasan burung merpati. Sebagai pamungkas, tradisi ‘kedurei agung’, yakni makan bersama, di mana panitia menyiapkan ribuan bungkus nasi kuning (ibet) dalam bentuk gunungan yang diperebutkan warga yang hadir pada acara ini, menjadi ajang paling seru dan mengesankan.
‘Kedurei Agung’ merupakan acara adat dalam suku Rejang yang diwariskan secara turun temurun sebagai bentuk pelestarian terhadap kearifan lokal.(NA)