SriSundari – Kemitraan Strategis ASEAN–Uni Eropa harus menghasilkan kerja sama yang memberikan dampak konkret. Demikian ditegaskan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono, dalam ASEAN – EU Ministerial Luncheon, di sela-sela rangkaian EU Indo-Pacific Ministerial Forum, di Brussels, Belgia, (20/11/ 2025).
“Kita tidak boleh berhenti pada diskusi tentang penyelarasan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) dan EU Strategy for Cooperation in the Indo-Pacific. Yang lebih penting adalah mewujudkan kerja sama yang konkret,” tegas Menlu Sugiono lagi.
Indonesia merupakan penggagas dan pendorong utama AOIP di ASEAN. AOIP merupakan visi strategis ASEAN untuk menjaga kawasan Indo-Pasifik tetap damai, stabil, dan sejahtera melalui kerja sama yang inklusif. AOIP juga menjadirespons konstruktif terhadap dinamika strategi dan persaingan kekuatan besar yang berpotensi mempengaruhi stabilitas kawasan.
Dalam kesempatan ini Menlu Sugiono juga menyampaikan harapan, agar penandatanganan Indonesia – EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), dapat segera diwujudkan. Menlu Sugiono juga menilai, bahwa perjanjian tersebut akan memperkuat keterbukaan pasar antara kedua kawasan, terutama di tengah meningkatnya tren proteksionisme.
Kepada para Menteri Luar Negeri Negara Anggota Uni Eropa dan ASEAN, Menlu Sugiono juga kembali menyoroti kondisi kemanusiaan di Palestina dan menyerukan dukungan two-state solution bagi kemerdekaan Palestina.
Kemitraan ASEAN dan UE dimulai sejak 1977 dan akan mencapai usia ke-50 pada 2027. Pertemuan tingkat Menteri tersebut mencerminkan pengakuan terhadap peran ASEAN dalam tatanan regional kawasan Indo – Pasifik, sekaligus menegaskan komitmen kedua pihak untuk memperkuat hubungan dan kerja sama strategis ke depannya.(Rafa)








