Menag Yaqut Hadir Dalam International Meeting for Peace ke-38 di Prancis

Menag Yaqut Hadir Dalam International Meeting for Peace ke-38 di Prancis

SriSundari – Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas tengah melakukan serangkaian kunjungan kerja ke sejumlah negara, diawali dengan kunjungan kerjanya ke Arab Saudi, untuk membahas persiapan penyelenggaraan ibadah haj 1446 H/2025 M bersama Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah.

Dari Arab Saudi, Menag Yaqut bertolak ke Milan-Italia, menandatangai Mutual Recognition Agreement (MRA) Jaminan Produk Halal (JPH) dengan Halal Italia, pada 18 September 2024.  Ini merupakan MRA Jaminan Sertifikasi Halal yang pertama di Eropa. MRA menjadi landasan saling pengakuan sertifikat halal antara Kementerian Agama RI dengan Halal Italia. Selama di Italia Menag juga melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh untuk membahas akselerasi program sertifikasi halal.

Kemudian dari Milan, Menag Yaqut menuju ke Prancis menghadiri pertemuan Internasional untuk Perdamaian (International Meeting for Peace) ke-38, yang diselenggarakan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Pertemuan ini berlangsung di Paris, Prancis, 22-24 September 2024.

Pertemuan internasional bertajuk ‘Imagine Peace’ ini, dihadiri oleh ribuan peserta dari seluruh dunia. Mereka adalah wakil-wakil pemerintahan dan para pegiat perdamaian dari organisasi masyarakat. Selain Menteri Agama, dari Indonesia hadir juga Abdul Mu’ti (Sekum PP Muhammadiyah), KH Marsudi Syuhud (MUI), Khamid Anik Khamim Tohari (ICRP) dan Din Syamsuddin yang mewakili Pusat Dialog dan Kerja Sama Masyarakat Sipil.

“Saya memandang pertemuan ini fundamental dalam menyusun langkah-langkah yang diperlukan untuk mewujudkan perdamaian dunia,” kata Gus Men, sapaan akrab Menag Yaqut.

Dalam pertemuan tersebut, Gus Men mengatakan bahwa  Presiden Emmanuel Macron menjadi pembicara kunci pada pembukaan International Meeting for Peace ini. Gus Men pun mengutip salah satu ucapan Macron, “Agama memainkan peran penting dalam usaha rehumanisasi di tengah gejala dehumanisasi, khususnya melihat apa yang terjadi di Jalur Gaza.”

Membayangkan perdamaian, menurut Presiden Macron, menjadi langkah krusial dalam mewujudkan perdamaian.

“Membayangkan artinya menciptakan hal baru berdasarkan realita yang ada,” tandas Presiden Macron, seperti disampaikan Menag Yaqut.

Gus Men menggarisbawahi, bahwa pernyataan Presiden Prancis mengingatkan semua pihak harus menyadari kenyataan, bahwa dunia menjadi tempat hidup bersama.  Untuk itu, harus saling mengakui keberadaan sesama manusia serta menihilkan permusuhan.

Senada dengan Presiden Macron, delapan panelis yang berbicara pada sesi pembuka itu juga menyampaikan pentingnya agama dalam mewujudkan perdamaian. Para panelis yang terdiri atas perwakilan umat di antaranya Islam, Yahudi, Katolik, Anglikan, serta pemerintah sepakat bahwa agama dapat membangun jembatan dialog untuk saling mendengar dan memahami.

Selama tiga hari, pertemuan ini mendiskusikan isu-isu perdamaian dunia, humanisme, kebijakan migran, tantangan demokrasi, serta posisi agama dalam menjawab semua persoalan tersebut. Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar kedua di dunia, kehadiran Indonesia di forum ini tentu membawa warna tersendiri.(Adoel)

"Dunia dan isinya adalah media pembelajar oleh karena itu jadilah pembelajar yang baik"