SriSundari – Menjalin komunikasi dengan banyak orang, seperti dengan teman, rekan kerja, keluarga, atasan bahkan kepada orang yang baru dikenal sekalipun, sebaiknya dilakukan dengan sebaik-baiknya. Tercipta komunikasi yang indah, lancar dan menyenangkan akan menghasilkan komunikasi positif.
Namun, adakalanya terselip satu atau dua kata, atau sikap yang akhirnya membuat komunikasi menjadi hambar, saling curiga bahkan terputus. Kalau sudah berhadapan situasi seperti ini, bagaimana menyikapi agar kita selalu bisa memiliki komunikasi yang indah tanpa harus saling menyinggung satu sama lain?
Yuk kita bahas melalui pengalaman yang seringkali dialami dalam kehidupan sehari-hari!
Suatu ketika (sebut saja nama Rosa) menjadi ketua dalam sebuah tim bentukan kantornya, untuk menjalankan sebuah proyek. Rosa bersama timnya meeting berhari-hari membahas proyek tersebut, guna mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Kerja keras tim dibawah kepemimpinan Rosa sangat tangguh.
Sayangnya, pada hari ‘H’ diluar dugaan ada satu kesalahan yang tidak disengaja oleh anak buah Rosa yang membuat proyek itu menjadi gagal. Rosa sangat kecewa luar biasa. Sejujurnya, dia ingin menegor dan melampiaskan kekesalannya terhadap anak buahnya itu di depan seluruh tim, dengan maksud ingin memberikan pelajaran bagi yang lainnya.
Namun, hal itu urung dilakukannya, setelah Rosa menenangkan diri. Di saat waktu yang tenang itu, pikiran Rosa pun berangsur-angsur juga tenang sehingga keputusan yang diambilnya pun tidak berlandaskan emosi. Saat pikiran Rosa mulai tenang, dia pun berfikir, ‘apa dengan nada marah dan memojokkan dia didepan teman – temannya sudah menjadi solusi? apa nanti ketika ditegor kata-kata yang keluar dari mulut saya bisa dikontrol karena emosi saat itu sedang memuncak?’
Akhirnya, dengan pikiran tenangnya Rosa memanggil anak buahnya secara pribadi untuk mendiskusikan kesalahan yang terjadi. Dalam situasi tenang itu, mereka pun menemukan titik permasalahannya dan saling berjanji untuk memperbaiki kedepannya.
Nah, dari cerita diatas dapat diambil kesimpulan, ketika emosi tengah memuncak, memang sebaiknya jangan langsung mengambil tindakan. Karena, keputusan atau tindakan yang diambil disaat emosi tengah bergejolak, hasilnya pasti tidak pernah bijak.
Kalau seandainya Rosa langsung bertindak ketika emosinya tinggi, hasilnya pasti semakin mengecewakan, bahkan akan timbul masalah baru. Kata-kata yang keluar pasti bernada tinggi dan bisa jadi anak buahnya jadi sakit hati, serta hal lainnya yang kurang menyenangkan. Emosi negatif seperti ini akan mempengaruhi interaksi dengan lawan bicaranya.
Guna menciptakan komunikasi positif, segera kendalikan emosi negatif yang sedang dirasakan saat berinteraksi dengan lawan bicara. Caranya ? Pergi menyendiri sesaat, menenangkan diri dan biarkan emosi tinggi tersebut keluar tanpa harus ada orang disekitar kita. Lalu tarik nafas pelan-pelan, dan segera alihkan pikiran negatif kita pada suasana-suasana menyenangkan. Hingga emosi yang tadinya sempat meninggi, perlahan akan reda dan diri kita pun siap mengambil sikap atau keputusan saat pikiran sudah tenang.
Ingat, jangan mengambil keputusan atau bertindak disaat emosi tengah bergejolak. Selalu bangun komunikasi positif meski suasana tengah terjepit!(Putri)