Mengintip Sistem Pengelolaan Sampah KRL Nanas Desa Karanggan

Mengintip Sistem Pengelolaan Sampah KRL Nanas Desa Karanggan

SriSundari – Peserta Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ibn Khaldun Bogor, Ikhlas, Hafizh, Ulmi dan Windi, yang tergabung dalam kelompok ‘KKN 37 Gunung Putri Desa Karanggan’ ini, terkesima dengan program-program realisasi Kampung Ramah Lingkungan atau KRL Nanas Desa Karanggan, salah satunya adalah system pengolahan sampah yang sistematis, terarah serta penuh kreatifitas.

“Bisa dikatakan, tiap rumah di Gg. Nanas, Desa Karanggan, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor ini bersih dan tidak ada sedikit pun gundukan sampah,” ungkap Ulmi Qulsum, mahasiswi yang mengambil jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan PLS.

Menurut Ulmi, kekompakan para warga KRL Nanas dalam membasmi segala bentuk sampah, patut diacungkan jempol.  Setiap dua hari sekali, sampah rumah yang sebelumnya sudah dipisahkan antara sampah organik dan non organik, diambil petugas sampah.

Windi Ayu Nindiati, mahasiswi Fakultas Agama Islam Jurusan Ekonomi Syariah juga menuturkan, bahwa KRL Nanas dalam urusan sampah memiliki target Zero Waste. Pengertian zero waste adalah, sebisa mungkin mengindari atau mengurangi produksi sampah terhitung sejak awal berproduksi hingga sampai berakhirnya sebuah proses produksi.

“Paling tidak, dapat meminimalisir terjadinya sampah.  Salah satu realisasi konsep zero waste ini adalah dengan menerapkan prinsip 3 R yaitu Reduce, Reuse, Recycle,” ujar Windi menjelaskan.

Namun demikian, sampah bagi warga KRL Nanas tidak hanya sekedar barang yang siap dibuang begitu saja.  Mereka dapat memanfaat sampah-sampah mereka, untuk menjadi ‘setoran’ tabungan ke Bank Sampah.  Yah, warga KRL Nanas telah menemukan solusi jitu yang dapat dijadikan penghasilan tambahan, melalui rekayasa sampah pada Bank Sampah ini.

“Jadi, setiap warga akan menabung sampah mereka ke bank sampah, dimana nanti hasilnya setiap setahun sekali jelang lebaran, tabungan mereka dari sampah-sampah mereka tersebut dapat diambil berupa uang,” ungkap Ikhlas Khoirul Hidayat, mahasiswa Fakultas Hukum Jurusan Ilmu Hukum ini pun menjelaskan.

Dari bank sampah kelolaan warga ini, menurut Ikhsan, mereka juga memilah mana sampah organik, mana yang non organik. Lalu dari pilahan sampah-sampah tersebut, warga kembali mengelolanya menjadi barang yang lebih bermanfaat.

“Sampah dari kulit buah mereka jadikan eco enzim atau pupuk tanaman,” timpal Muhammad Hafizh Adzikri, mahasiswa yang berkuliah di Fakultas Agama Islam Jurusan PAI.

Sementara sampah non organik, ujar Hafizh lagi, didaur ulang dan dijadikan barang-barang lainnya yang bisa dijual kembali. Mereka memproduksi tas, topi, gantungan kunci, karpet, vas bunga, tempat tissue dan lainnya dimana bahan dasarnya dari daur ulang sampah non organik.  Hasil-hasil produksi mereka pun dijual sehingga menambah penghasilan warga setempat.

Sebagai bentuk partisipasi hasil KKN Ikhlas Cs di KRL Nanas ini, mereka pun turut membantu warga penghasil barang-barang recyle ini, yang tadinya hanya memasarkan produk hasil recycle secara offline atau face to face, berkembang mengikuti zaman dengan ditampilkan secara online.

Mereka pun menciptakan link pemasaran melalui sosial media Instagram (IG) : krlnanas, dimana hasil produksi warga KRL Nanas ini pun sudah bisa dilihat dari segala penjuru.  Melalui sistem pemasaran online ini, diharapkan dapat mendongkrak tingkat penjualannya, yang efeknya akan berdampak bagi perekonomian warga KRL Nanas.

Sekilas KRL Nanas Desa Karanggan

Sejak tahun 2018 Kampung Karanggan RW 12 Gang Nanas, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor berhasil menjadi bagian dari  Kampung Ramah Lingkungan (KRL) dengan sebutan KRL Nanas.  Untuk menjadi seperti ini, memang tidak datang begitu saja. Ini merupakan hasil jerih payah Basuki Rahmat beserta warganya, yang memiliki mimpi agar desa mereka bebas sampah, bersih, indah dan asri. 

Melihat kebelakang saat perjuangan awal membentuk KRL 12, memang tidaklah mudah.  Basuki harus rajin berkomunikasi, sosialisasi serta memberikan semangat pada warganya, agar bisa mengelola sampah sebaik-baiknya sehingga daerahnya dapat menjadi KRL yang baik.   

Hingga akhirnya usahanya pun terbilang sukses dan tujuan pun tercapai, yaitu lingkungan khususnya rw 12 Desa Karanggan menjadi lebih bersih dari semua sampah.  Desa ini berhasil memenuhi persyaratan pembentukan KRL dengan memiliki 4 pilar yaitu  pengelolaan sampah, penghijauan, sanitasi dan partisipasi masyarakat. 

Sederet penghargaan pun sudah diraihnya, yaitu :

  • 2018 BKGC (Bogor Kabupaten Green and Clean) BOB (Best of the best) Tingkat pratama
  • 2019 BKGC BOB Tingkat madya
  • 2022 Ecovillage Tingkat provinsi
  • 2023 PROKLIM Tingkat nasional pratama (Program kampung iklim dari kementrian lingkungan hidup).
  • Bank Sampah tahun 2024 tingkat nasional

(Ikhlas, Hafizh, Ulmi & Windi)

"Dunia dan isinya adalah media pembelajar oleh karena itu jadilah pembelajar yang baik"