Menikmati Wisata Sejarah ke Rumah Fatmawati Soekarno

Menikmati Wisata Sejarah ke Rumah Fatmawati Soekarno

SriSundari – Berkunjung ke Bengkulu jangan lupa mampir ke salah satu tempat bersejarah, yaitu Rumah Fatmawati, rumah kediaman istri ke-3 Presiden RI pertama, Soekarno, yang saat ini sudah dijadikan sebuah museum.  Ini merupakan replikasi rumah yang didiami Ibu Negara Pertama RI bersama keluarganya, sebelum dijodohkan dengan Soekarno.  Rumah atau Museum Fatmawati yang dilengkapi dengan berbagai ornamen asli tersebut, saat ini sudah ditetapkan Pemerintah Daerah Bengkulu menjadi aset sejarah.

Rumah Fatmawati berbentuk rumah panggung yang berwarna cokelat, dengan aksen kayu yang sangat kuat, juga ditopang beton kuat dengan pondasi kayu dan batu yang dicat putih.  Rumah yang berukuran 92 meter ini terletak di Jalan Fatmawati No. 10, Kelurahan Penurunan, Kecamatan Ratu Samban, Bengkulu. Terdapat juga informasi bertuliskan Rumah Fatmawati dan ada patung seorang wanita di depannya.

Dalam rumah tersebut, terdapat beberapa perabotan yang masih asli peninggalan Fatmawati.  Ada pakaian asli yang sering dipakai Fatmawati, meja rias, tempat tidur dan mesin jahit.  Mengenai mesin jahit, konon dengan mesin jahit bermerek Singer buatan tahun 1941 inilah, Fatmawati membuat bendera Merah Putih yang dikibarkan pada saat Proklamasi RI 17 Agustus 1945.

Selain itu, banyak foto-foto Fatmawati bersama dengan Bung Karno serta anak-anak mereka, yaitu Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh, juga foto-foto kegiatan Fatmawati saat melakukan berbagai kunjungan kenegaraan.

Sebelumnya, Museum Fatmawati merupakan rumah tinggal orang tua Fatmawati pada tahun 1915.  Kemudian pada tahun 1990-an, pemerintah mulai merenovasi rumah ini,  dibangun ulang menyesuaikan konstruksi aslinya yang berbentuk panggung dan terbuat dari kayu,
dan dijadikan Museum Fatmawati.

Rumah Fatmawati yang berdiri diatas tanah seluas 500 meterpersegi ini, berarsitektur khas Bengkulu, yaitu dengan menerapkan tipologi rumah adat Bumbungan Lima.  Sehingga arsitektur ini tersusun dengan cara mengekspresikan harmoni dari seluruh aspek rumah adat Bumbungan Lima.

Bangunan rumah ini pun juga memiliki keunikan ornamen dengan berbagai motif, yaitu motif Pucuk Rebung, motif Lebah Bergayut, dan motif Bunga Soraja.  Masing-masing motif memiliki makna tersendiri.  Motif Lebah Bergayut memiliki makna sikap rela berkorban dan tidak mementingkan diri sendiri, lalu Motif Pucuk Rebung mempunyai makna sebuah, pertumbuhan yang kokoh dalam suatu persatuan.  Sementara Motif Bunga Seroja mempunyai makna selalu bersyukur atas kelebihan maupun kekuranga yang dimiliki.

Rumah Fatmawai menyimpan berjuta cerita sejarah, termasuk cerita Soekarno saat masa pengasingan, yang lokasinya tidak jauh dari rumah itu.  Pada kurun waktu 1938-1942, Soekarno diasingkan di Bengkulu, dimana tempat pengasingannya tersebut terletak sekitar 200 meter dari Rumah Fatmawati.(NA/Berbagai Sumber)

"Dunia dan isinya adalah media pembelajar oleh karena itu jadilah pembelajar yang baik"