Merasa Paling Sempurna, ‘Superior Complex’

Merasa Paling Sempurna, ‘Superior Complex’

SriSundari – Merasa paling sempurna dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi bahwa dirinya lebih unggul dari orang disekitar, adalah perilaku seseorang yang disebut Superiority Complex.

Orang ini selalu merasa dirinya paling benar, sulit sekali mengucapkan kata ‘maaf’ padahal dirinya bersalah.  Orang seperti ini memiliki tingkat ego yang sangat tinggi.  Tak jarang, sikap seperti ini cenderung sombong bahkan suka merendahkan orang lain.

Sebenarnya, tidak salah sih kalau kita memiliki rasa percaya diri serta bangga terhadap diri sendiri dengan pencapaian yang diperoleh. Namun, jika rasa itu berlebihan, bahkan sering memanipulasi diri sendiri, misalnya bangga terhadap diri sendiri secara berlebihan padahal tidak ada pencapaian apapun, inilah yang ‘tidak sehat’, bagian dari yang disebut ‘Superior Complex’.

Namun, jika dilihat kebelakang, seseorang yang memiliki kepribadian ‘Superior Complex’ ternyata memiliki masa lalu yang tidak menyenangkan baginya.  Sikap tersebut menjadi tameng dan pertahahan bagi dirinya untuk menyembunyikan rasa rendah dirinya.

Kesombongan dan sikap egoisnya terhadap orang-orang disekitarnya terbentuk untuk menutupi kekurangan dan kegagalan yang dia alami.

Merasa dirinya paling hebat, paling berharga dan memiliki nilai paling tinggi dibanding orang di sekitarnya, sementara kenyataannya dia adalah orang biasa saja.  Sikap ini terbentuk untuk menutupi rasa rendah dirinya yang sangat dalam.

Bagaimana menghilangkan sikap Superiority Complex ?

Perlu disadari, sikap ini terbentuk tidak secara instan. Ketidaknyamanan akibat merasa kurang, sering gagal serta rendah diri yang dalam, terjadi berulang-ulang sejak kecil atau sejak lama.  Menumpuk sehingga tanpa disadari, rasa tidak nyaman tersebut menjadi ‘tameng’ untuk menutupi segala kekurangan diri dengan membentuk sikap kebalikan, yaitu menjadi ‘super’ alias berlebihan sehingga terbentuk sikap ‘paling’.

Seseorang yang memiliki karakter seperti ini, akan sulit bersosialisasi atau menjalani hubungan asmara. Bahkan, juga mempersulit untuk mengenali dirinya sendiri.

Untuk mengatasi hal tersebut, coba perbaiki secara perlahan dengan beberapa terapan mindset seperti berikut ini :

  • Jujur pada diri sendiri dan menerima ketidaksempurnaan diri sendiri
  • Berlatih untuk berkomunikasi kepada orang lain tanpa harus melebih-lebihkan apa yang terjadi
  • Berani mengucapkan kata maaf disaat kita menyadari telah melakukan kesalahan, menjadi obat mujarab untuk ketidaknyamanan sosial.  Hal ini menunjukkan bahwa diri kita mampu mengendalikan emosi terhadap suatu situasi.
  • Menyadari bahwa setiap orang punya kekurangan dan mengalami kegagalan, bukan hanya diri kita sendiri
  • Jangan suka membandingkan keberuntungan dan kesuksesan orang lain
  • Menyadari setiap orang selalu punya kelebihan dan kekurangan
  • Jangan putus asa untuk selalu menggali kelebihan dan kemampuan yang kita miliki(NA/ Terinspirasi dari tayangan Youtube Dr. Sri Sundari MFSW Pengembangan Diri)

"Dunia dan isinya adalah media pembelajar oleh karena itu jadilah pembelajar yang baik"