SriSundari – Menjelang di ujung pengabdiannya sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi langsung di ‘lamar’ Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk menerima tanggung jawab sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB untuk isu air.
Tugas baru Retno ini menjadi sejarah orang Indonesia pertama yang diminta menjadi utusan khusus Sekjen PBB. Pengumuman ini disampaikan oleh Sekjen PBB António Guterres melalui laman resmi PBB, un.org, pada Jumat (13/9/2024) lalu.
Penunjukan ini bertujuan untuk menggalang kemitraan dan upaya bersama dalam memajukan agenda air global, termasuk tindak lanjut dari hasil Konferensi Air PBB 2023. Selain itu, juga bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dan sinergi internasional, di antara berbagai proses air internasional dalam mendukung pencapaian semua tujuan dan target terkait air.
“Merupakan kehormatan bagi saya dan Indonesia ditunjuk oleh Sekretaris Jenderal PBB, sebagai utusan khusus Sekjen PBB untuk isu air special envoy of the UN secretary general on water. Penunjukan utusan khusus Sekjen PBB mengenai isu air ini, baru pertama kalinya dilakukan dan untuk pertama kalinya juga orang Indonesia mendapat kepercayaan menjadi utusan khusus Sekjen PBB,” ujar Retno dalam keterangannya beberapa saat lalu.
Usai menyelesaikan tugasnya sebagai Menlu RI, wanita bernama lengkap Dra. Retno Lestari Priansari Marsudi, LL.M ini akan mulai bekerja sebagai Utusan Khusus untuk Air pada 1 November 2024 mendatang. Retno pun berjanji, akan bekerja maksimal untuk menjalankan tugas sebagai utusan khusus Sekjen PBB.
Pinter Berdiplomasi
Wanita kelahiran Semarang 27 November 1962 ini, dikenal sebagai sosok diplomat ulung. Retno memiliki pengalaman yang luar biasa dalam diplomasi tingkat dunia. Istri dari Agus Marsudi ini telah terjun di dunia hubungan Internasional sejak 1985-1986. Alumni Universitas Gajah Mada ini memulai karier di Deplu (sebutan Kementerian Luar Negeri dulu) dengan mengikuti rekrutmen langsung yang dilakukan oleh Deplu. Kemudian pada 1986, Retno menjadi staf di Biro Analisa dan Evaluasi untuk kerjasama ASEAN.
Kariernya pun terus berlanjut dan makin meningkat. Retno pernah bertugas di Kedutaan Besar Indonesia di Canberra (1990-1994) dan di Den Haag (1997-2001), juga pernah menjabat sebagai Direktur Kerjasama Intra dan Antar Regional Amerika dan Eropa pada tahun 2001-2003, pernah sebagai Direktur Eropa Barat tahun 2003-2005, juga sebagai Direktur Jenderal Amerika dan Eropa pada tahun 2008 – 2012.
Selain itu, wanita yang juga pernah mengenyam pendidikan di Haagse Hogeschool di Den Haag mengambil jurusan Undang-Undang Uni Eropa, dan Universitas Oslo dengan jurusan Studi Hak Asasi Manusia ini, juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia era tahun 2005 – 2008 dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda tahun 2012 – 2014.
Retno merupakan Menteri Luar Negeri perempuan pertama Indonesia yang menjabat dari 27 Oktober 2014 hingga 22 Oktober 2019 dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan kembali dipercaya dan dilantik sebagai Menteri Luar Negeri pada 23 Oktober 2019, untuk Kabinet Indonesia Maju periode 2019 hingga 2024.
Segudang Penghargaan
Sejumlah penghargaan pun diraihnya, baik penghargaan dari dalam negeri (Indonesia) maupun penghargaan dari dunia internasional. Untuk penghargaan internasional, Retno pernah mendapatkan penghargaan The Order of Merit (Grand Officer – the Second Highest Decoration), Norwegia, Desember 2011. Penghargaan ini menjadikan Retno sebagai orang Indonesia pertama yang memperoleh penghargaan tersebut. Retno juga mendapatkan penghargaan The Ridder Grootkruis di de Orde van Oranje-Nassau, Belanda, 12 Januari 2015.
Selain itu juga penghargaan ‘Agen Perubahan’ dari PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women), 21 September 2017. Kemudian pada tahun 2018 mendapatkan penghargaan dari negara Peru, ‘El Sol del Peru’ (‘Matahari Peru’). Juga pada 1 Maret 2020 mendapat penghargaan Malalai Medal of Honor from President Ashraf Ghani of Afghanistan. Dan pada 19 Agustus 2024 Retno Kembali sebuah penghargaan yaitu Star of Merit of the Order of The State of Palestine.
Sementara, sederet penghargaan dalam negeri pun juga tak kalah panjangnya, antara lain mendapatkan penghargaan Perlindungan Buruh Migran dari Serikat Buruh Migran Indonesia pada 18 Desember 2017, lalu di 12 Januari 2018 mendapatkan Brevet Kehormatan Hiu Kencana dari Kepala Staf Angkatan Laut, juga di bulan Oktober 2018 mendapat pengharagaan Elle Style Awards 2018 untuk kategori Outstanding Achievement.
Penghargaan lainnya yang diterima Retno yaitu Penghargaan Tokoh Publik Terbaik pada November 2018, juga ‘Anugerah Perhumas Indonesia Tahun 2018’ (Penghargaan Hubungan Masyarakat untuk 2018) untuk kategori Pejabat Pemerintah, lalu ada Penghargaan Khusus untuk Pemimpin Diplomasi Kemanusiaan dari PKPU Human Initiative yang diterima Retni pada 19 Desember 2018.
Retno juga menerima penghargaan KORPRI Lifetime Achievement Award tahun 2020, lalu penghargaan Brevet Kehormatan Hidro-Oseanografi dari Kepala Staf Angkatan Laut 2021, serta The Most Popular Leader in Social Media 2021, PR Indonesia yang diterimanya pada 10 Desember 2021.
Retno pun pernah masuk sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB (2019-2020), menjabat sebagai Presiden G20 (2022), didapuk menjadi Ketua ASEAN (2023) serta banyak entitas dan organisasi internasional lainnya yang di’titah’kan kepadanya.
Dengan background yang cukup ‘dahsyat’ ini, Retno pun berharap dalam menjalankan tugas barunya di PBB nanti, dapat memaksimalkan kinerjanya.
“Saya memiliki pengalaman sebagai diplomat hampir 40 tahun dan sebagai Menteri Luar Negeri selama 10 tahun. Pengalaman ini akan saya gunakan semaksimal mungkin, untuk menjalankan tugas sebagai utusan khusus Sekjen PBB ini. Bismillah semoga saya dapat menjalankan tugas internasional ini dengan baik mohon doa restunya terima kasih,” tuturnya penuh keyakinan.
Selamat bertugas Ibu Retno Marsudi…Selamat menjalankan peran barunya sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB untuk isu air nanti…(NA)