SriSundari – Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memiliki sasaran utama program kegiatan Kemenhut untuk tahun 2026 yaitu mengaktualisasikan hutan untuk pangan, energi dan sumber daya air serta hilirisasi produk hutan dalam mendukung pertumbuhan wilayah.
Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni dalam Rapat Kerja (Raker) antara Komisi IV DPR-RI dan Kementerian Kehutanan beberapa saat lalu.
“Tema tersebut kami artikulasikan ke dalam sasaran makro pembangunan kehutanan dengan target yaitu penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan sebesar 15 persen. Selain itu juga peningkatan Indeks Desa Membangun dari aktivitas pembangunan kehutanan sebanyak 600 Desa serta peningkatan Produk Domestik Bruto sub sektor kehutanan sebesar 65,23 triliun rupiah pada harga konstan atau sebesar 136,19 triliun rupiah pada harga berlaku,” ungkap Menhut Raja Juli, Sabtu (12/7/2025).
Secara garis besar, kebijakan Kemenhut ini yaitu perlindungan hutan sebagai paru-paru dunia dan pengatur tata air; penguasaan hutan yang berkeadilan; pemanfaatan hutan untuk ketahanan pangan dan energi; one map policy; dan tak lupa yang cukup penting yaitu digitalisasi layanan kehutanan sebagai bentuk modernisasi tata kelola hutan.
Dalam Raker tersebut, Menhut Raja Juli mengajukan usulan tambahan anggaran Kemenhut tahun 2026 sebesar 9,94 triliun rupiah, dimana anggaran tersebut akan diprioritaskan untuk percepatan rehabilitasi hutan, agroforestry untuk mendukung keragaman pangan, peningkatan pengamanan – patroli – pengendalian kebakaran hutan, penertiban kawasan hutan dan penanganan pasca penertiban, peningkatan sarana prasarana wisata alam, peningkatan tata kelola melalui digitalisasi layanan dan one map policy, serta pemenuhan pembayaran belanja pegawai (gaji dan tunjangan kinerja) ASN.
“Usulan tambahan anggaran tersebut juga menambah anggaran belanja berbasis masyarakat,” pungkas Menhut Raja Juli.(Rafa)