Sukses Dengan Caramu (9)

Sukses Dengan Caramu (9)

Dalam kesempatan ini kita tidak memperdalam tentang dimensi-dimensi yang melekat dalam masalah tersebut tetapi cukup sebagai pengetahuan saja. Yang jelas dan tidak bisa dipungkiri seperti sudah disampaikan sebelumnya bahwa setiap orang pasti memiliki masalah. Masalahnya tentu saja belum tentu sama. Mungkin saja orang yang berbeda akan menghadapi permasalahan yang berbeda juga dan cara penyelesaian yang berbeda juga.

Yang menjadi penekanannya adalah di saat dilanda masalah sebaiknya jangan menghindar, jangan menunda-nunda untuk mengatasinya. Berusahalah untuk mendekati dan memahami sehingga mendapatkan solusi terbaik atas permasalahan tersebut.

Apa saja yang dapat menimbulkan masalah? Tentu banyak sekali yang menjadi penyebab dari munculnya suatu masalah misalnya :

  • cara berkomunikiasi,
  • salah persepsi,
  • cara pandang,
  • tidak menyimak dengan baik,
  • keterbatasan informasi,
  • lingkungan yang tidak kondusif,
  • latar belakang budaya dan lain sebagainya.

Banyak hal yang dapat menimbulkan masalah seperti yang telah disampaikan diatas. Hal tersebut menjelaskan bahwa untuk sukses kita akan dihadapkan dengan berbagai macam masalah, karena masalah itu ibarat udara, masalah ada di mana-mana, yang setiap saat dapat saja dia datang dan menghampiri kita.

Oleh karena itu untuk mencapai titik yang bernama sukses, maka kita harus menyelesaikan segala masalah yang timbul, jangan pernah membiarkannya sehingga menggurita menjadi masalah yang lebih besar. Kalau masalah membesar tentunya akan mengganggu proses pekerjaan. Dampaknya adalah tujuan tidak tercapai. Jika tujuan tidak tercapai maka sukses akan menjauh.

Berdasarkan penjelasan di atas, jelas sekali kesimpulannya bahwa segera atasi dan selesaikan segala permasalahan yang dihadapi.

Mentransformasi Masalah Menjadi Peluang

Apakah yang terbayang dalam pikiran anda jika mendengarkan bahwa kita perlu mentransformasi masalah menajadi peluang? Apakah itu suatu hal yang mustahil atau memungkinkan sebagai jalan menuju pintu sukses?

Mentransformasi masalah menjadi peluang tentunya tidak mudah. Bahkan, sebagian orang berfikir, masalah merupakan suatu hambatan dan penghalang dalam mencapai tujuan. Padahal, kita tidak menyadari masalah yang sedang dihadapi itu sesungguhnya adalah peluang. Dengan catatan, kita mampu mengatasi permasalahan dengan baik. Di saat mampu mengatasinya maka bagi pimpinan akan mengaggap suatu kesuksesan.

Misal seorang pegawai yang ditugaskan untuk meningkatkan produktifitas penjualan yang selama ini hanya mampu menghasilkan penjualan 10 mobil dalam sebulan. Sedangkan rata-rata penjualan marketing lainnya adalah 8 mobil. Dan ini sebenarnya prestasinya lebih baik karena mampu menjual lebih banyak dibanding marketing lainnya. Tiba-tiba pimpinan menyampaikan gagasan dan tantangan bagi bagian marketing ini untuk menjual 15 mobil perbulan. Karena pimpinan sangat menyadari masih sangat banyak calon pembeli potensial yang belum terjamah sama sekali.

Pada sebahagain pegawai muncul resistensi dalam pemikirannya. Untuk menjual 8 unit mobil saja butuh perjuangan ekstra, bagaimana mungkin sanggup untuk menjual 15 unit? Nggak masuk akal pikirnya membatin. Akhirnya mereka tidak antusias dengan gagasan tersebut. Sedangkan marketing yang mampu menjual 10 mobil menganggapnya hal ini sebagai tantangan sekaligus peluang untuk mendapatkan bonus yang lebih banyak. Akhirnya dia merespon keinginan pimpinan tersebut dengan cara meminta waktu untuk berpikir dan menyiapkan segala sesuatunya.

Dia berusaha memanfaatkan waktu yang diberikan oleh pimpinan untuk mencari tahu bagaimana cara meningkatkan penjualan sehingga mampu mencapai target penjualan tersebut. Setelah mempelajarinya secara lebih spesifik, akhirnya dia punya kesimpulan untuk meningkatkan penjualan harus dibarengi dengan usaha yang lebih keras dan fasilitas yang lebih memadai.

Tidak terkendala lagi dengan pulsa, mempunyai fasilitas komputer yang lebih canggih, mempunyai kendaraan operasional dan lain sebagainya. Kalau semua fasilitas tersebut didapatinya maka pergerakannya dalam bekerja bisa lebih cepat dan lebih efesien. Memangkas jarak dan waktu sehingga mampu lebih banyak melakukan prospek-prospek kepada calon pembeli

Kemudian dengan keyakinan penuh, dia menjumpai pimpinan dan mengatakan siap menerima tantangan tersebut dengan catatan ada perbaikan dalam beberapa hal. Selanjutnya dia meminta fasilitas bebas pulsa, komputer yang lebih bagus dan kendaraan operasional. Setelah mendengarkan penjelasan tersebut akhirnya pimpinan meyanggupi apa yang diminta asal mampu memenuhi target penjualan.

Singkat cerita dengan kerja kerasnya akhirnya dia mampu menjual 14 unit mobil, 1 unit di bawah target. Penjualan tidak mencapai target, tetapi terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Melihat kondisi tersebut maka pimpinan memberikan kesempatan kembali dengan fasilitas yang sama kepada yang bersangkutan untuk pencapaian yang sesuai yang disepakati, yakni 15 unit untuk bulan berikutnya.

Kemudian untuk kasus lainnya. Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) diminta oleh pimpinan untuk membantu menyelesaikan pekerjaan ASN lainnya yang terbengkalai karena yang bersangkutan sedang cuti. Padahal pekerjaan tersebut cukup urgen dan harus segera diselesaikan. Karena jika tidak diselesaikan tepat waktu maka akan menggaggu pekerjaan lainnya. Pegawai tersebut menyanggupinya dan menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik sebelum batas waktu yang ditetapakan.

Dari kedua cerita di atas pertama untuk kasus peningkatan penjualan. Apa yang didapatkan oleh marketing atas kasus ini? pertama, dia mendapatkan fasilitas berupa kendaraan dinas, komputer dan pulsa. Fasilitas-fasilitas tersebut tidak didapatkan oleh marketing lainnya. Kedua dia mendapatkan bonus lebih banyak atas peningkatan penjualan. Ketiga dia mendapatkan ilmu dan pengalaman bagaimana caranya untuk menjual lebih banyak. Kemudian jika terdapat kesempatan untuk promosi ke level yang lebih tinggi siapa yang paling berpeluang untuk mendapatkan promosi tersebut? Tentunya dengan cepat kita akan dapat menebak siapa yang akan dipromosikan.

Demikian juga dengan kasus kedua. Bisa saja ASN tersebut menolak untuk tidak mengerjakan pekerjaan tersebut karena itu bukan menjadi tupoksi yang menjadi tanggung jawabnya. Jika penolakan tersebut dilakukan maka untuk kesempatan lainnya pimpinan berpikir dua kali untuk menugaskan yang bersangkutan terhadap hal hal tertentu. Tetapi sebagai ASN yang bertanggung jawab dan memahami bahwa dalam bagian akhir tupoksinya adalah melaksanakan tugas sesuai tugas dan arahan pimpinan.

Maka dia melaksanakan tugas tersebut dan mampu menyelesaikannya dengan baik. Seandainya terdapat kesempatan promosi, apakah ASN yang bersangkutan akan mendapatkan peluang lebih besar dari yang lain untuk dipromosikan? Saya akan jawab ya. Di saat hasil penilaiannya sama, maka peluang ASN tersebut akan jauh lebih besar dari pada yang lainnya karena dia punya loyalitas.

Jelas tergambarkan di sini, bahwa segala sesuatu jika dianggap sebagai masalah maka akan menjadi penghambat bagi kita untuk sukses. Demikian juga sebaliknya jika suatu masalah dianggap sebagai peluang, maka kita akan mencari tahu bagaimana cara menyelesaikan permasalahan tersebut. Dan hasil akhirnya, kita akan mampu mengubah suatu masalah menjadi peluang.

Jika ini sudah kita terapkan dengan baik. Maka pintu sukses akan semakin dekat dengan kita. Pertanyaa mendasarnya adalah bagaimana cara mengubah masalah jadi peluang? Untuk menjawab pertanyaan tersebut sesungguh nya banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengubah suatu masalah menjadi peluang untuk meraih sukses.

Bagaimana caranya?

  • Ubah cara pandang melihat masalah
  • Masalah diciptakan berbarengan dengan solusinya
  • Kendalikan emosi.
  • Apa yang kau bayangkan akan mendorong pikiran untuk membenarkannya
  • Jadikan masalah jadi bagian dari proses.
  • Pelaut tangguh lahir karena ombak yang besar.
  • Masalah sebagai bahan evaluasi
  • Masalah jadi bahan intropeksi dan mendekatkan diri kepada Tuhan
  • Dan lain sebagainya

Agar lebih jelas maka berikut ini dijelaskan satu persatu tentang bagaimana cara mengubah masalah menjadi peluang

o Ubah cara pandang melihat masalah

Pemikiran seseorang tentang maslaah identik dengan segala sesuatu yang sifatnya negatif. Masalah dianggap sebagai penghambat dalam proses pencapaian tujuan. Ubah cara pandangnya, jadikan masalah bukan lagi sebagai penghambat tetapi jadikan masalah sebagai suatu tahapan yang menuntut kita lebih berhati-hati, bekerja lebih keras sehingga membuat kita lebih matang untuk mendapatkan kesempurnaan penyelesaian pekerjaan. Dengan cara pandang seperti ini energi energi positif akan terus mengalir sehingga kita benar benar akan mampu mengatasi permasalahan tersebut.

o Masalah diciptakan berbarengan dengan solusinya

Yakinkan pada diri kita, bahwa Tuhan selalu menciptakan berpasang-pasangan, ada malam dan siang, ada besar dan kecil, ada tinggi dan rendah, ada kaya dan miskin, ada masalah dan solusi. Artinya setiap masalah yang timbul sudah tersedia solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tetapi terkadang kita belum mengetahui apa solusinya.

Tugas kitalah mempelajari masalah tersebut. Kenali masalah sebaik mungkin. Identifikasi dengan baik penyebabnya. Setelah mengetahui penyebabnya biasanya kita akan mempunyai alternatif-alternatif sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tesbut. Selanjutnya tinggal mencari alternatif mana yang paling efektif untuk menyelesaikan permasalahnya.

Ini menunjukan kepada kita semua, bahwa setiap masalah itu Tuhan sudah menyeiapkan solusinya. Tugas kita adalah mencari tahu apa solusinya yang tepat. Jadi untuk transformasi masalah jadi peluang, tanamkan keyakinan dalam diri bahwa tidak ada masalah yang tidak ada solusinya. Dengan cara pandang ini maka diyakini semua masalah akan dapat diselesaikan dengan baik. Kalau situasi ini sudah bisa diciptakan, maka keberhasilanya hanya masalah proses dan waktu.

o Kendalikan Emosi

Setiap orang tentunya pernah emosi, bahkan ada yang tidak mampu mengontrol emosi sama sekali. Ini yang berbahaya. Di saat emosi, besar kemungkinan kita akan melakukan kesalahan-kesalahan yang tanpa kita sadari karena kehilangan kontrol. Banyak pelatih mengajarkan kepada petarungnya untuk memancing emosi lawan. Di saat emosi dia akan sulit melakukan kontrol dan melihatkan kelemahannya.

Jika emosi akan melahirkan kesalahan maka tentunya bukannya akan mnyelesaikan masalah yang sedang dihadapi tetapi malah mungkin akan menimbulkan masalah baru yang lebih besar lagi. Kesalahan karena emosi tersebut dapat dijadikan senjata bagi orang lain untuk menjatuhkan kita. Emosi juga dapat mengakibatkan tersinggungnya harga diri orang lain, Jika tersesinggung dapat menimbulkan anti pati.

Dengan demikian masalah tidak terselesaikan dengan baik. Orang yang tidak suka semakin bertambah banyak, dan tentunya ini akan berdampak negatif terhadap tim kerja. Kepiting terlihat sangat garang dengan capingnya. Kalau marah dia akan langsung menjepit. Jepitannya sangat kuat sehingga sulit dilepaskan.

Tetapi ketahuilah sesungguhnya kelemahan dari kepiting adalah pada emosinya. Untuk menangkap kepeting tinggal mengganggu tubuhnya. Merasa terganggu maka dia akan menjepit apa saja yang dianggapnya mengganggu dan tidak akan melepaskannya. Dengan demikian tinggal diangkat dan siap untuk dijadikan santapan yang lezat.

Demikian juga halnya dengan ular. Digambarkan seekor ular yang sedang melilit sebuah gergaji. Semakin kuat dia melilit gergaji, maka semakin terluka ularnya. Karena merasa kesakitan maka ular emosi dan melilitnya lebih kencang lagi. Akibatnya dia akan semakin terluka.

Jika ingin mengubah masalah jadi peluang, maka kita dituntut untuk mampu mengendalikan emosi dengan baik. Karena seperti yang telah dijelaskan di atas, disaat lagi emosi maka tanpa sadar kita akan memperlihatkan kelemahan-kelemahan yang ada, membuat orang lain tersinggung dan lain sebagainya. Jika orang lain sudah tersinggung maka kita akan kesulitan untuk mampu menyelesaikan pekerjaan secara bersama-sama. Tim yang solid akan sulit diciptakan.

Oleh untuk selalu lakukan ingatkan diri untuk tidak gampang emosi, sehingga semua dapat terselesaikan dengan baik. Kalau masalah sudah dapat diatasi, pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, maka sukses tinggal masalah waktu saja.

"Dunia dan isinya adalah media pembelajar oleh karena itu jadilah pembelajar yang baik"