SriSundari – Teras Cihampelas Bandung adalah jembatan pedestrian di atas udara (skywalk) yang membentang di atas Jalan Cihampelas, salah satu tempat belanja ikonik Kota Bandung. Pada salah satu bagian ujung, didesain sedemikian rupa dan menjadi spot foto yang sangat menarik. Dari sudut ini, pengunjung dapat menikmati salah satu landmark Kota Bandung yaitu Flyover Pasopati.
Teras Cihampelas memiliki 4 zona yang dapat dijadikan area pertemuan bagi pengunjung. Zona A merupakan area catwalk yang dapat dimanfaatkan bagi para creator di bidang fashion. Lalu Zona B yang diperuntukkan para penggemar permainan Remote Control (RC), dimana di area ini dapat dijadikan ajang balapan dan menjadi tontonan seru.
Kemudian Zona C menciptakan Coworking Space serta diorama sejarah tentang ‘Cihampelas’, sehingga informasi sejarah yang disajikan dapat mengedukasi para pengunjung. Terakhir adalah Zona D, area yang disiapkan bagi para pencinta drone race. Sementara di sepanjang jalan teras selalu dihiasi dengan dahan-dahan pohon yang rindang.
Skywalk memiliki konstruksi jalan sepanjang 450 meter, dengan lebar 9 meter dan tinggi 4,6 meter dari permukaan jalan. Konstruksi rangkanya menggunakan bahan baja serta beton pada bagian lantai, sementara alas terasnya menggunakan kombinasi bahan granit dan kayu.
Teras Cihampelas tidak saja sebagai sarana untuk pejalan kaki, namun Pemerintah Kota juga turut memfungsikan sarana tersebut sebagai ruang publik dan ruang komersial, sehingga para PKL yang awalnya berjualan di trotoar dan bahu jalan (yang terletak dibawah), di pindahkan ke atas.
Dengan penataan yang sangat artistik dan menarik, menciptakan suasana terlihat cantik sehingga kawasan ini tampak asri dan enak dipandang. Tak heran di awal-awal peresmian, tempat ini pun langsung memiliki daya tarik tersendiri bagi pelancong yang berwisata ke Bandung, menjadi ikon wisata Kota Bandung.
Yah, Skywalk Cihampelas merupakan inovasi baru dari pemerintah Kota Bandung, untuk mempercantik jalan Cihampelas Kota Bandung. Kawasan ini didesain agar para pejalan kaki menjadi lebih dekat dengan alam Kota Bandung yang sejuk, dihiasi banyak pohon-pohon rindang sehingga menambah kesan alami yang sangat kental, di tengah sibuknya aktivitas.
Awal mula berdirinya Teras Cihampelas ini adalah, ide Ridwan Kamil, yang saat itu masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung ingin menghapus kesah ‘kumuh’ kawasan Jalan Cihampelas yang saat itu diramaikan dengan para PKL. Mereka mendirikan lapak di area pedestarian yang kerap mengganggu pejalan kaki bahkan lalu lintas sekitar pun juga terganggu. Pembangunan Teras Cihampelas inilah yang menjadi pilihan dan solusi untuk menata para PKL.
Pada Januari 2017, dengan menelan anggaran Rp 48 miliar, Teras Cihampelas pun rampung dan sebanyak 192 PKL menempati kios-kios yang disediakan di beberapa sudut Skywalk Bandung ini. Mereka tidak dikenai biaya untuk memiliki kios tersebut, namun hanya diminta urunan biaya keamanan dan kebersihan saja. Selain itu, kios-kios ini pun sudah harus tutup pada pukul 22.00 WIB, guna menghindari hal-hal yang dapat melanggar ketertiban umum.
Keberadaan Teras Cihampelas ini juga mendapat pujian dari kalangan disabilitas, karena mereka dapat turut menikmati fasilitas ini dengan menggunakan lift yang sengaja disiapkan.
Sayangnya, keindahan yang ‘memanjakan’ ini hanya bertahan sekitar dua tahun saja. Begitu Ridwan Kamil sudah tidak menjabat lagi sebagai Wali Kota Bandung, daya tarik Skywalk Cihampelas seakan hilang begitu saja. Keindahan yang sempat tenar pun langsung memudar.
Kondisi mengenaskan pun semakin terasa begitu masa pandemi Covid-19 mewabah. Kios – kios pun semakin ditinggali para pedagang. Namun demikian, Pemerintah Kota Bandung masih memiliki sikap optimistis akan kembali jayanya Skywalk Cihampelas ini.
Setelah sempat mangkrak, Teras Cihampelas tahap 2 berhasil diselesaikan dan diresmikan oleh Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna, pada Selasa (19/9/2023). Sehingga, total anggaran pembangunan pun menjadi Rp71 milyar.
Namun sayangnya, lagi – lagi kondisi Teras Cihampelas pun kembali mengundang prihatin. Keberadaanya yang mulai tidak terawat serta kembali sepinya para pengunjung, membuat para pedagang pun kembali hengkang dari kios-kios yang sudah disiapkan. Hanya beberapa toko saja yang masih buka, itu juga terlihat sepi dari pembeli.
Akan kah Teras Cihampelas kembali jaya, kembali diramaikan oleh pengunjung, kembali menjadi wadah transaksi perdagangan yang diminati banyak orang, serta kembali menjadi tempat hangout favorit? Semoga…(NA)