Rapat Khusus Pemprov DKI, Bahas Tawuran, Kemacetan, Kaji Pelibatan Kriminolog hingga Pembentukan Satgas Antitawuran

Rapat Khusus Pemprov DKI, Bahas Tawuran, Kemacetan, Kaji Pelibatan Kriminolog hingga Pembentukan Satgas Antitawuran

SriSundari – Guna merumuskan langkah efektif dalam menangani persoalan tawuran dan kemaacetan di ibu kota, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar rapat koordinasi lintas sektor.

Rapat yang berlangsung di Balai Kota DKI Jakarta mengkaji sejumlah kebijakan, mulai dari pelibatan kriminolog dan psikolog, kampanye besar #JagaJakarta, hingga pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Antitawuran.

“Tawuran di Jakarta seperti menjadi masalah turun-temurun dengan beragam penyebab. Karena itu, kehadiran Pemprov Jakarta untuk menangani masalah ini sangat dinanti oleh publik,” ujar Koordinator Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Firdaus Ali, Kamis (26/6/2025).

Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta akan menjajaki kerja sama dengan psikolog dan kriminolog dari berbagai universitas di sekitar Jakarta untuk merumuskan solusi yang lebih komprehensif.

Sementara itu, Wakil Koordinator Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Yustinus Prastowo, menekankan perlunya tindakan tegas untuk menghentikan aksi tawuran.

“Perlu ada enforcement yang kuat. Teori ‘broken windows’, di mana pelanggaran kecil langsung ditindak, bisa diterapkan juga dalam konteks ini,” ujar Yustinus.

Dalam kesempatan ini, Staf Khusus Gubernur Bidang Pemuda dan Olahraga, Dicky Soemarno turut menambahkan, kampanye besar bertajuk #JagaJakarta dapat menjadi salah satu pendekatan. Ia juga mendorong intensifikasi patroli oleh Forkopimda serta pemanfaatan teknologi CCTV berbasis kecerdasan buatan (AI).

Usulan lain pun datang dari Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Marullah Matali, meminta agar pendekatan ekonomi dan sosial turut dikaji sebagai solusi jangka panjang. Ia menyebutkan kemungkinan pemberian insentif di wilayah bebas tawuran serta disinsentif bagi daerah rawan konflik.

Dalam forum tersebut, muncul pula usulan pembentukan Satgas Penertiban Tawuran sebagai garda depan penanganan konflik.

“Satgas penertiban harus segera dibentuk, dan operasi lapangan tetap harus dijalankan secara masif,” kata Staf Khusus Gubernur Bidang Pembangunan Sumber Daya Manusia, Wisnu Permadi.

Selain isu tawuran, rapat juga membahas masalah kemacetan akibat proyek konstruksi yang mengganggu arus lalu lintas. Pemprov DKI Jakarta berencana menjatuhkan sanksi tegas kepada kontraktor yang tidak mematuhi standar keselamatan serta pengelolaan lalu lintas yang sesuai dengan dokumen perencanaan. Beragam proyek strategis seperti MRT, LRT, JSDP, PAM Jaya, dan Harbour Road Toll disebut menjadi penyebab utama kemacetan di sejumlah ruas jalan utama Jakarta.

“Kita harus lebih sensitif dan responsif. Masyarakat membutuhkan kehadiran petugas di lapangan, terutama dari Dinas Perhubungan, untuk mengatur lalu lintas di titik-titik proyek,” ujar Prastowo. Rapat ini juga dihadiri jajaran Staf Khusus dan Tenaga Ahli Gubernur, Sekretaris Daerah, para Asisten Sekda, serta kepala dinas dan direksi BUMD terkait.(Putri)

"Dunia dan isinya adalah media pembelajar oleh karena itu jadilah pembelajar yang baik"