SriSundari – Pasca kericuhan unjuk rasa yang terjadi di sekitar Markas Polres (Mapolres) Metro Jakarta Timur (Jaktim) pada Sabtu (30/8/2025) dini hari, aktivitas para pedagang di kawasan Matraman, Jaktim mulai berangsur normal, Senin (1/9/2025).
Dilansir dari Antara, tampak sejumlah pedagang yang sebelumnya sempat menutup lapak mereka kini sudah kembali berjualan seperti biasa. Beragam kios mulai dari makanan, pakaian, warung kelontong serta pedagang kaki lima mulai menjajakan dagangan mereka.
Para pedagang mulai merasa lega karena sudah bisa kembali menjemput rezeki dengan membuka kios-kios mereka tanpa merasa khawatir.
“Toko ini buka setiap hari, dari pagi sampai jam 17.00 WIB. Tapi pas ricuh sampai besoknya saya tutup, kemarin Minggu (31/8/2025) sudah mulai buka, sekarang juga buka. Tutupnya hanya sehari aja,” ungkap Arman, salah satu pedagang kaos kaki dan pakaian yang membuka kiosnya di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Senin (1/9/2025).
Arman mengaku sempat khawatir saat terjadi kericuhan di sekitar Mapolres Metro Jaktim, namun kemudian berusaha untuk tetap tenang dan tidak terbawa suasana, karena menyadari yang menjadi sasaran para demonstran yaitu di polres.
“Saya tau ricuh juga dari media sosial, berita juga kan ramai, keliatan massa mengarah ke Polres Jakarta Timur,” ujar Arman.
Menurut Arman, rombongan para unjuk rasa yang datang menuju polres terdiri dari pelajar hingga warga. Sempet khawatir namun berusaha untuk tidak berlebihan. Kekhawatiran lainnya yang dirasakan Arman adalah pendapatan dari hasil jualannya menjadi berkurang karena harus menutup kios saat kericuhan itu terjadi.
“Pasti berkurang (penghasilan). Makanya kita sebagai warga sudah seharusnya tidak gampang menerima informasi, tidak mudah terprovokasi, harus tau dulu arahnya kemana,” jelas Arman.
Arman pun membandingkan pengalamannya saat menghadapi kerusuhan tahun 1998, sehingga kali ini dirinya lebih siap menghadapi situasi ini.
“Kalau dibandingkan 1998, jauh lebih parah. Sekarang yang asli menyampaikan pendapat dan yang tidak benar juga sudah tidak kelihatan, jadi kita harus hati-hati,” tegas Arman.
Kondisi ini memang tidak bisa dihindari lagi. Namun demikian, para pedagang di Kawasan ini berharap agar masyarakat dapat menyampaikan aspirasi mereka dengan cara-cara yang lebih damai, tanpa merusak gedung ataupun hal-hal yang merugikan sesama manusia.
Seperti diketahui, ratusan massa menyerang Mapolres Metro Jaktim pada Sabtu (30/8/2025) dini hari. Mereka datang berbondong-bondong dan langsung melempari Gedung Polres dengan batu serta benda keras lainnya. Bahkan ada yang melemparkan molotov berkali-kali ke area dalam Polres Metro Jaktim.
Hal ini mengakibatkan puluhan kendaraan berupa mobil dan sepeda motor yang terparkir di depan gedung tersebut hangus terbakar. Tindakan anarkis itu membuat situasi di sekitar Mapolres Metro Jaktim mencekam.
Selain Mapolres Metro Jaktim, ada lima Polsek di Jaktim yang juga diserang massa, yakni Polsek Matraman, Makasar, Ciracas, Jatinegara dan Cipayung.(Rafa)