SriSundari – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiano menyampaikan rasa keprihatinan Indonesia yang sangat dalam atas berlanjutnya konflik internal di Myanmar. Hal ini disampaikan Menlu Sugiono dalam pertemuan Diplomacy Dialogue on Myanmar pada The World Economic Forum’s (WEF) Annual Meeting 2025 di Davos-Klosters, Swiss (22/1/2025).
“Dialog nasional inklusif yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan merupakan prioritas untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas yang berkelanjutan di Myanmar,” ujar Menlu Sugiono.
Krisis yang telah berlangsung sejak 2021 ini juga telah menimbulkan berbagai ancaman keamanan lain, termasuk berkembangnya kejahatan transnasional dan menjamurnya produksi opium di Myanmar.
“Indonesia terus berkomitmen untuk mendukung terciptanya situasi yang kondusif dan ruang yang aman bagi terwujudnya dialog,” papar Menlu Sugiono.
Lebih lanjut, Menlu Sugiono juga angkat komitmen bersama Menteri-Menteri ASEAN untuk mendorong implementasi Five-Point Consensus (5PC).
Dalam pertemuan ini, Menlu Sugiono juga mengundang para mitra untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi Myanmar, melalui The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre). Sugiono juga menekankan, bahwa masalah pengungsi Rohingya juga kunci dari penyelesaian krisis di Myanmar.
Pertemuan Diplomacy Dialogue on Myanmar di WEF Davos 2025 merupakan diskusi terbatas, yang membahas upaya internasional mencari solusi diplomatik dan solusi bersama, bagi krisis di Myanmar. Krisis kemanusiaan Myanmar menjadi salah satu isu utama yang diangkat dalam pertemuan WEF 2025. Para peserta dialog diplomatik mengapresiasi peran penting Indonesia dalam isu Myanmar dan mengharapkan peran ini untuk diteruskan.
Selain menjadi pembicara dalam pertemuan ini, Menlu Sugiono juga dijadwalkan untuk melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah negara mitra di sela-sela WEF Davos 2025.
Diskusi dihadiri pula oleh Komisioner Tinggi HAM PBB, Utusan Khusus Sekjen PBB untuk isu Myanmar, Presiden Palang Merah Internasional, Direktur Jenderal Organisasi Migrasi Internasional, serta Menteri Luar Negeri Thailand. Hadir pula sejumlah pimpinan organisasi masyarakat madani internasional.(Putri)