SriSundari – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, membuka Festival Jakarta Panen Buku 2025 yang diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini Jakarta Pusat, Selasa (16/12/2025).
Festival Jakarta Panen Buku 2025 yang berlangsung hingga 17 Desember 2025 ini, bertujuan memperkuat budaya literasi sekaligus menginspirasi terwujudnya Jakarta sebagai Kota Literasi Global.
Kegiatan ini pun turut melibatkan ribuan pelajar dari berbagai jenjang pendidikan di Jakarta. Hal ini mendapat apresiasi yang besar dari Gubernur Pramono. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang perlombaan, tetapi juga ruang pembinaan yang mendorong tumbuhnya minat baca dan tulis secara berkelanjutan, serta membentuk pemustaka pelajar yang kreatif dan berpikir kritis.
“Hari ini, kita bersama pelajar-pelajar hebat yang meski masih berusia muda, sudah mampu menghasilkan buku. Bahkan, ada yang menulis dalam bahasa Inggris dan ada pula siswa sekolah dasar yang menulis buku bertema misteri,” puji Gubernur Pramono.
Gubernur Pramono juga mengapresiasi para peserta yang telah menuntaskan karya tulis fiksi maupun nonfiksi secara utuh, mulai dari novel, cerpen, hingga buku cerita bergambar. Melalui semangat ‘Satu Pemustaka Pelajar, Satu Buku’, para pelajar menunjukkan potensi besar untuk berekspresi dan menyampaikan gagasan secara kreatif melalui karya tulis.
“Menurut saya, kegiatan yang diinisiasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan ini merupakan langkah terobosan yang luar biasa untuk menjadikan Jakarta sebagai kota literasi. Dari kegiatan seperti inilah, tanpa disadari, akan lahir penulis-penulis hebat. Saya mengapresiasi penyelenggaraan festival ini dan berharap dapat menjadi inspirasi bagi kita semua,” ujarnya lagi.
Dalam kesempatan ini, Gubernur Pramono juga menegaskan, pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kunci dalam mewujudkan visi Jakarta sebagai Kota Global. Oleh karena itu, Jakarta membutuhkan generasi muda yang literat, mampu berpikir kritis dan kreatif, serta bijak dalam mengambil keputusan guna mendukung pembangunan kota yang inovatif, berdaya saing, dan berkelanjutan.
“Melalui Festival Jakarta Panen Buku 2025, kita ingin menumbuhkan kembali kegemaran membaca melalui kegiatan menulis. Ketika pelajar terbiasa menulis, mereka akan membaca secara lebih kritis, memahami informasi dengan lebih mendalam, serta mampu mengekspresikan gagasan secara bertanggung jawab,” jelasnya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta turut memperkuat ekosistem literasi yang inklusif dan berkelanjutan. Untuk itu, menurut Gubernur Pramono, sebagai salah satu langkah konkret yang telah dilakukan adalah memperpanjang jam operasional perpustakaan dan museum, termasuk Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin di kawasan Taman Ismail Marzuki.
“Kami berharap Festival Jakarta Panen Buku 2025 dapat menjadi ruang sinergi bagi seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mendorong peningkatan literasi, sekaligus menjadi investasi sosial jangka panjang dalam memperkuat citra Jakarta sebagai City of Literature di tingkat global,” harap Pramono.
Dalam acara ini, Gubernur Pramono juga berdialog langsung dengan sejumlah penulis muda yang mempresentasikan karya bertema misteri, lingkungan, hingga edukasi keuangan. Ia menilai karya-karya tersebut mencerminkan kekayaan gagasan serta kepekaan pelajar Jakarta terhadap berbagai isu sosial.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta, Nasrudin Joko, menjelaskan Festival Jakarta Panen Buku 2025 merupakan hasil kerja sama dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta, Generasi Cerdas Indonesia, serta berbagai mitra lintas sektor.
Festival ini melibatkan ribuan pemustaka pelajar dari jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, hingga SMK/MAK sebagai penulis muda. Sebanyak 5.405 karya tulis ditampilkan, terdiri atas 1.849 karya hasil Jakarta Panen Buku 2025 serta 3.556 buku karya pemustaka pelajar dari perpustakaan sekolah dalam tiga tahun terakhir.
Selain menjadi ajang kompetisi, festival ini juga berfungsi sebagai ruang pembinaan sistematis melalui pelatihan dan pendampingan intensif hingga memenuhi standar penerbitan profesional.(Adoel)








