SriSundari – Indonesia hadir dalam ajang bergengsi organisasi pariwisata dunia (UN Tourism) yang diadakan di Vinepearl Resort and Golf, Nam Hoi An, Vietnam. Acara yang bertema ‘The 2nd Annual Meeting of Best Tourism Villages (BTV)’ dan ‘The 1st UN Tourism Conference on Tourism for Rural Development’ diadakan pada 9 hingga 11 Desember 2024.
The 2nd Annual Meeting of BTV dihadiri 41 delegasi yang berasal dari 15 negara. Sementara dalam gelaran The 1st UN Tourism Conference on Tourism for Rural Development, dihadir sebanyak 300 delegasi yang berasal dari 15 negara.
Dalam ajang The 2nd Annual Meeting of BTV, Indonesia membawa peserta aktif Best Tourism Villages Network yang meliputi perwakilan dari desa-desa wisata yang mendapatkan penghargaan Best Tourism Villages. Sederet nama desa wisata tersebut yakni Desa Wisata Jatiluwih, Bali, peraih BTV 2024; Desa Wisata Wukirsari, D.I. Yogyakarta, peraih BTV 2024; dan Desa Wisata Penglipuran, Bali, peraih BTV 2023. Sementara satu perwakilan dari Desa Wisata Nglanggeran, D.I. Yogyakarta, peraih BTV 2021 berhalangan hadir.
Analis Kebijakan Ahli Muda pada Kedeputian Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastrktur, Kemenpar, Ali Nurman yang hadir pada acara tersebut menjelaskan, The 2nd Annual Meeting of BTV, UN Tourism, juga memberikan kesempatan kepada tiga desa wisata lainnya dari Indonesia, untuk ikut hadir dalam pertemuan berjejaring ini, meskipun saat mengikuti kompetisi UN Tourism BTV 2024 belum berhasil mendapatkan penghargaan.
“Ketiga desa wisata tersebut yakni Desa Wisata Taro, Bali; Desa Wisata Bilibante, Nusa Tengara Barat; dan Desa Wisata Pela, Kalimantan Timur,” ungkap Ali Nurman.
Kemudian, UN Tourism memasukkan ketiga desa wisata tersebut ke dalam upgrade programme. Suatu program peningkatan untuk membantu desa wisata memperbaiki diri di bidang-bidang penilaian yang diidentifikasi sebagai kelemahan pada saat kurasi BTV.
“Ini artinya, Indonesia memiliki peluang untuk mendorong tiga desa wisata yang masuk dalam upgrade programme oleh UN Tourism untuk dapat berkompetisi kembali pada gelaran Best Tourism Village tahun depan dengan peluang keberhasilan yang lebih besar,” kata Ali.
Sementara dalam ajang The 1st UN Tourism Conference on Tourism for Rural Development, Indonesia mendapatkan kehormatan untuk menampilkan tiga perwakilan sebagai pembicara dari berbagai stakeholder yaitu pemerintah, komunitas, dan pelaku usaha.
The 1st UN Tourism Conference on Tourism for Rural Development merupakan pertemuan global pertama, yang mempertemukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, organisasi nasional dan lokal, organisasi internasional, dan sektor swasta untuk mempercepat peran dan kontribusi yang signifikan dalam mendorong pembangunan pedesaan melalui strategi dan praktik terbaik yang mendorong pertumbuhan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan.
Dalam konferensi ini, berhasil menyimpulkan 10 hal sebagai tantangan utama pengembangan desa wisata. Kesepuluh hal tersebut adalah infrastruktur, pengembangan desa wisata berfokus pada komunitas, mendorong pemberdayaan ekonomi lokal, menumbuhkan keterkaitan antara agrikultur dengan pariwisata, memperkuat story-telling, memberdayakan generasi muda, mengembangkan diversifikasi produk dan nilai tambah, membangun hubungan dengan pasar, digitalisasi dan yang terakhir adalah pariwisata sebagai perangkat untuk pembangunan berkelanjutan di pedesaan.
Kegiatan konferensi ini dilanjutkan dengan kunjungan ke beberapa destinasi wisata yang ada di Vietnam, seperti Desa Wisata Tra Que Vegetable Village (BTV 2024), Thanh Ha Pottery Village dan Hoi An Ancient Town.(NA)