SriSundari – Tiga nama inspirator ini, Anggi Firmansyah, Reni Nur Safitri dan M. Rizqi Fermanda menjadi duta promosi kekayaan budaya Indonesia melalui fashion diplomacy. Mereka sukses menyajikan desain batik yang sangat memukau dalam kegiatan Lomba Desain Batik bertema ‘Merayakan 75 tahun Hubungan Diplomatik RI-AS’, (18/5/2024).
Anggi yang berasal dari Bandung berhasil meraih juara pertama, sementara Reni yang berasal dari Bengkulu meraih juara kedua dan Rizki berasal dari Lumajang berhasil meraih juaga ketiga. Ketiga berhasil menyingkirkan sekitar 266 desain batik yang masuk dan diseleksi oleh Dewan Juri.
Penilaian berdasarkan beragam kriteria – mulai dari Kreativitas, Estetika dan Orisinalitas, Kesesuaian dengan Tema, Harmoni Warna, Inspirasi Budaya hingga Kesesuaian Fungsional. Keputusan pemenang berhasil dicapai secara aklamasi oleh Dewan Juri yang terdiri dari unsur Kementerian Luar Negeri, KBRI Washington DC, Kedutaan Besar AS di Jakarta, Bank Mandiri selaku sponsor, dan desainer senior Samuel Wattimena.
Dengan memberi nama desain ‘Parang Mahhardhika’, karya pemenang pertama Anggi ini bertutur mengenai semangat kemerdekaan Indonesia dan AS. Semangat tersebut tergambar dalam motif yang memadukan secara apik lambang negara Indonesia, Garuda yang bertengger di Monas, dan lambang AS, Elang Botak, yang bertengger di Capitol Hill serta simbol-simbol lainnya seperti Lady Liberty simbol penerang, bunga sepatu yang melambangkan kesejahteraan dan lain-lain, yang dipadu sempurna dengan ikatan motif parang melambangkan kesejahteraan dan karakter baik, dengan garis diagonal yang menyiratkan rasa hormat dan aspirasi kedua negara. Secara keseluruhan Batik Parang Mahardhika menjadi simbol hubungan diplomasi Indonesia dan Amerika yaitu kebebasan, keadilan, dan kesejahteraan.
Sementara itu sang runner up, Reni Nur Safitri juga menampilkan karya yang tak kurang keindahan dan kedalaman maknanya. Reni berhasil mengkawinkan motif sidomukti yang bermakna kesejahteraan disandingkan dengan Patung Liberty dan Tugu Monas secara apik.
Begitu juga dengan sang juara ketiga, M. Rizqi Fermanda asal Lumajang, dengan karya kerennya yang memadukan unsur-unsur batik sehingga menjadi satu kesatuan yang terikat. Rizki berhasil menampilkan lukisan perbedaan yang besar, namun memiliki ikatan yang erat untuk tumbuh dan berinovasi satu sama lain. Dalam kreasinya ini, Rizqi menyampaikan harapannya agar terlepas dari berbagai perbedaan yang ada, kedua negara bisa saling mengikat diri dalam persahabatan dan melindungi satu sama lainnya demi tujuan bersama.
Lomba Desain Batik diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan KBRI Washington DC dan Kedutaan Besar AS di Jakarta. Lomba ini merupakan salah satu kegiatan diplomasi publik di bidang fashion diplomacy sekaligus mengisi perayaan hubungan bilateral Indonesia-AS yang telah berlangsung selama 75 tahun.
Yah, inilah kontribusi mereka yang turut andil merayakan hubungan bersejarah Indonesia dan AS, dengan cara yang begitu indah dan bermakna.(NA)