SriSundari – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berkomitmen untuk terus mengembangkan sistem pengelolaan sampah terintegrasi dari hulu hingga hilir. Ini merupakan upaya untuk memperkuat sinergi pengelolaan sampah berkelanjutan.
Demikian disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta Joko Agus Setyono saat mendampingi kunjungan kerja Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup RI Hanif Faisol Nurofiq, ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
“TPST Bantargebang adalah satu-satunya fasilitas pemrosesan akhir sampah milik Pemprov DKI Jakarta, yang telah beroperasi sejak 1989. Diketahui, tahun 2023 volume sampah harian mencapai 7.360 ton dengan ketinggian landfill melebihi 50 meter, sehingga TPST ini hampir mencapai kapasitas maksimalnya,” ungkap Sekda Joko, Minggu (27/10/2024).
Berbagai program di tingkat hulu, ujar Sekda Joko, telah berjalan seperti program berbasis RW, ekonomi sirkular melalui bank sampah, pusat daur ulang Jakarta Recycle Centre, pengelolaan sampah kawasan dan perusahaan, pengendalian sampah plastik, pengumpulan sampah terjadwal, serta pengolahan sampah organik melalui komposting dan budidaya Maggot Black Soldier Fly (BSF).
“Kemudian pada tahap tengah, Pemprov DKI Jakarta mengelola TPS dan TPS3R, sampah di badan air, Pembangunan RDF Plant dalam kota berkapasitas 2.500 ton/hari, serta pengelolaan sampah di Kepulauan Seribu,” ujar Sekda Joko menambahkan.
Kemudian pada tahap hilir, Pemprov DKI Jakarta mengoptimalkan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dan RDF Plant di TPST Bantargebang, termasuk program landfill mining, serta pemberian BPJS Ketenagakerjaan untuk pemulung di TPST sebagai dukungan sosial.
Tahun 2023, PLTSa Merah Putih di TPST Bantargebang berhasil mengolah 16.037 ton sampah dan menghasilkan energi listrik sebesar 1.106 MWh. Kemudian selama tahun 2024, RDF Plant TPST Bantargebang berhasil mengolah sampah dari landfill mining, dan sampah baru dengan nilai kalor 2.800-4.100 kkal/kg. Hal ini diwujudkan melalui sinergi dengan PT Indocement Tbk dan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk sebagai pengguna utama RDF.
Guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, Pemprov DKI Jakarta akan terus memperluas kerja sama dengan sektor swasta, komunitas, dan akademisi, mengembangkan inovasi teknologi, serta program edukasi.
“Dukungan dan kolaborasi dari Pemerintah Pusat, sektor swasta, komunitas, serta akademisi akan memperkuat pengelolaan sampah Jakarta yang lebih baik, terintegrasi, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Kami akan menargetkan pengurangan sampah sebesar 30 persen dan penanganan sebesar 70 persen pada 2025, sejalan dengan target nasional dalam Kebijakan Strategi Nasional (Jakstranas),” pungkas Sekda Joko.
Pada kesempatan itu, Sekda Joko didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Asep Kuswanto, Inspektur Provinsi DKI Syaefuloh Hidayat, dan Kepala Biro Kerja Sama Daerah (KSD) DKI Marulina Dewi.(Adoel)