Kolaborasi Indonesia – Australia untuk Pelestarian Ekosistem Laut, Bangkitkan Kesadaran terkait Sampah Laut

Kolaborasi Indonesia - Australia untuk Pelestarian Ekosistem Laut, Bangkitkan Kesadaran terkait Sampah Laut

SriSundari – Kedutaan Besar Australia di Jakarta bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, menggelar pameran yang bertajuk ‘Ghost Nets : Awakening The Drifting Giants’, bertempat di Museum Bahari, Jakarta Utara.

Dengan menampilkan 18 karya seni tenun tangan berupa kawanan ikan, penyu laut, dan pari manta yang terbuat dari limbah pukat ikan, pameran ini digelar dalam rangka membangkitkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah di laut melalui pameran ghost net atau jaring hantu.

“Melalui karya seni yang menyoroti sampah laut khususnya ghost nets, jaring laut yang hilang, terbengkalai atau dibuang, kita diingatkan akan dampaknya yang merusak terumbu karang dan membahayakan biota laut,” ungkap Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno saat membuka pameran, Kamis (20/3/2025).

Lebih lanjut Wagub Rano menuturkan, pameran ini juga menjadi wadah penting untuk memperkuat komitmen bersama, dalam menghadapi berbagai tantangan lingkungan global yang semakin kompleks. Apalagi melihat kondisi Jakarta sebagai kota pesisir, menghadapi berbagai tantangan lingkungan seperti polusi, perubahan iklim, dan degradasi ekosistem laut.

Untuk itu, melalui karya seni yang ditampilkan, masyarakat diingatkan akan pentingnya kesadaran kolektif dalam menjaga kelestarian alam serta melindungi ekosistem laut dan pesisir. Perhatian dan kolaborasi semua pihak, sangat diperlukan untuk memastikan keberlanjutan lingkungan dan kelestarian sumber daya alam sebagai warisan bersama.

“Saya berharap pameran ini tidak hanya memberikan pengalaman edukatif yang menarik, tetapi juga menginspirasi kita untuk terus menjaga kelestarian lingkungan,melestarikan ekosistem laut dan pesisir, serta mengatasi perubahan iklim demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” ujar Wagub Rano.

Dalam kesempatan itu, Wagub Rano mengapresiasi Dinas Kebudayaan DKI Jakarta dan Kedutaan Besar Australia atas terselenggaranya pameran ini, serta para perupa dari Erub Arts yang telah menghadirkan karya-karya luar biasa. Semua karya tersebut terbuat dari limbah pukat ikan (ghost nets) yang dirangkai oleh kelompok seniman Kepulauan Selat Torres, Australia, Erub Arts.

“Kiranya kolaborasi ini dapat terus terjalin demi kemajuan bersama. Selamat menikmati Pameran Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants. Semoga pameran ini berjalan sukses dan memberikan pengalaman berharga serta manfaat yang luas bagi kita semua,” pungkasnya.

Turut hadir dalam pembukaan pameran ini, Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia, Gita Kamath yang ikut menjelaskan, mengenai pemilihan nama ghost net atau jaring hantu.  Menurutnya, penempatan judul tersebut diambil dari banyaknya peralatan penangkapan ikan, termasuk jaring yang terbuang di laut dunia yang mencapai 640 ribu ton per tahun.

“Jaring liar, yang seringkali dianggap sampah atau limbah, telah diubah menjadi karya seni yang indah dan berharga. Ini menunjukkan bahwa kreativitas dan inovasi dapat mengubah sesuatu yang tidak berguna menjadi sesuatu yang bernilai,” ungkap Kamath.

Selain itu menurut Kamath, pameran ini juga terinspirasi oleh lautan yang menghubungkan Australia dan Indonesia, yang menciptakan sebuah platform untuk mengeksplorasi berbagai tantangan lingkungan bersama, termasuk pengurangan limbah plastik dan konservasi laut.

Pameran seni ini membuka dialog tentang dampak lingkungan dari jaring dan limbah plastik, yang menjadi isu penting bagi Indonesia dan Australia. Dalam pameran ini, pengunjung museum juga dapat berpartisipasi dalam lokakarya membuat ikan pari mini dari jaring ikan.

Untuk itu, Kamath berharap pameran yang berlangsung hingga 31 Agustus 2025 ini, dapat menginspirasi masyarakat Indonesia untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan untuk terus mencari cara-cara kreatif untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.(Rafa)

"Dunia dan isinya adalah media pembelajar oleh karena itu jadilah pembelajar yang baik"