Manfaatkan Bonus Demografi, Petani Milenial Siap Digaji Rp 10 Juta/Bulan

Manfaatkan Bonus Demografi, Petani Milenial Siap Digaji Rp 10 Juta/Bulan

SriSundari – Gebrakan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman yang mengajak para Generasi Milenial untuk membangun pertanian modern, memang tidak kaleng-kaleng.  Mentan Amran pun menjelaskan, bahwa Pemerintah saat ini tengah membuat program khusus bagi masyarakat yang berminat untuk menggarap pertanian melalui Petani Milenial 2024. 

“Kami ingin membangun pertanian modern.  Bertransformasi dari pertanian tradisional menjadi pertanian modern.  Target saat ini adalah 3 juta hektar,” ungkap Mentan Amran beberapa waktu lalu.

Para Petani Milenial 2024 ini akan berperan aktif dalam program pencetakan sawah dan upaya peningkatan produksi pangan nasional.  Keuntungan yang didapatkan, mereka ditargetkan bisa mencapai minimal Rp10 juta per bulan. 

“Kalau mereka terlibat, itu dapat Rp 10 juta minimal per orang per bulan. Kalau jadi pegawai, Rp 2 juta, Rp 3 juta. Artinya menarik kan?” ujar Mentan Amran.

Nanti dalam skemanya, tambah Mentan Amran, hasil pertanian akan dibagi 70 persen dan 30 persen dengan rincian, 70 persen akan didapat oleh petani milenial sementara yang 30 persen bagi pemilik lahan.

Lebih lanjut Mentan Amran pun menguraikan, saat ini yang sudah dijalani yaitu satu juta hektar di Merauke  dan di Kalimantan Tengah sudah diplot sekitar 500 ribu hektar.  Sudah ada sekitar 3.000 petani generasi muda yang telah dilibatkan untuk menggarap lahan pertanian.  Sementara, target yang ingin direkrut sekitar 50.000 petani milenial maupun genzet dari seluruh Indonesia.

Hal ini merupakan dampak dari moment memanfaatkan bonus demografi untuk mengelola sumber daya alam (sda) Indonesia yang melimpah ini.  Apalagi modernisasi pertanian saat ini juga semakin berkembang maju, sehingga para petani milenial ini dapat memanfaatkan alat-alat pertanian yang bertekhnologi tinggi, seperti tractor, drone dan lainnya.

“Mimpi kami adalah seluruh cetak sawah di Indonesia, 3 juta hektar, itu menjadi transformasi pertanian tradisional ke modern. Sejajar dengan klaster ini, sejajar dengan Amerika, Jepang, dengan Korea, dengan negara-negara maju di dunia. Sehingga, nanti tidak ada alasan, Indonesia tidak menjadi lumbung pangan dunia,” pungkas Mentan Amran.(Rafa)

"Dunia dan isinya adalah media pembelajar oleh karena itu jadilah pembelajar yang baik"