Menkop Budi Arie Optimistis, Kopdes Raup Keuntungan 1 Milyar

Menkop Budi Arie Optimistis, Kopdes Raup Keuntungan 1 Milyar

SriSundari – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menegaskan, bahwa setiap Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih diprediksi akan meraih keuntungan sekitar 1 milyar rupiah pada tahun pertamanya beroperasi.

“Kopdes pasti untung. Minimal Rp 1 miliar setahun. Namun, keuntungan itu diperoleh sejak beroperasi yah, bukan sejak berdiri,” ujar Menkop Budi meyakinkan, Jumat (2/6/2025).

Lebih lanjut Menkop Budi pun memaparkan, bahwa koperasi desa (kopdes) bisa meraup keuntungan karena barang yang disalurkan merupakan barang bersubsidi.   Sementara, Kopdes memiliki beberapa unit bisnis seperti pengadaan sembako, simpan pinjam, klinik kesehatan, apotek desa/kelurahan, pergudangan, dan logistik.

Dalam hal ini, koperasi desa berperan menyalurkan karena koperasi merupakan lembaga publik dan barang subsidi merupakan barang publik.

“Koperasi desa itu milik warga desa, milik rakyat desa. Ini merupakan lembaga bisnis, lembaga ekonomi yang berwatak sosial,” ujar Menkop Budi mengingatkan.

Sebelumnya, Pemerintah telah mengumumkan bahwa Kopdes Merah Putih akan mendapat kucuran pinjaman yang berasal dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), dimana pinjaman itu akan disalurkan ketika koperasi sudah terbentuk dan memiliki badan hukum.

Menkop Budi juga menambahkan, bahwa ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi koperasi desa untuk bisa mendapat pinjaman dari Himbara tersebut. Hal ini secara teknis akan diatur perbankan lebih detail. Namun, menurut Budi Arie, salah satunya akan dilihat dari rekam jejak kepengurusan koperasi desa tersebut.

“Tidak boleh terkena sanksi hukum minimal lima tahun. Kalau pengurusnya yang dipilih orang bermasalah kan nanti (dana) enggak balik,” katanya lagi.

Selain itu, pihak perbankan juga akan melakukan verifikasi dan pengawasan secara ketat.  Dan yang harus diperhatikan, yaitu pinjaman yang bakal disalurkan Bank Himbara kepada koperasi desa, tidak akan berbentuk uang tetapi plafon.

“Misalnya, ada yang butuh truk, yang dibayar ke perusahaan adalah truknya. Dikasihnya barang,” pungkas Menkop Budi Arie.(Adoel)

"Dunia dan isinya adalah media pembelajar oleh karena itu jadilah pembelajar yang baik"