SriSundari – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi, menyampaikan apresiasi kepada seluruh Menlu negara ASEAN yang telah mendukung Indonesia, terutama selama masa Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023. Hal ini disampaikan Menlu Retno dalam pertemuan di Vientiane, Laos, jelang perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang akan berlangsung pada Rabu, 9 Oktober 2024 besok.
“Kalian semua bukan hanya rekan kerja, tetapi juga saudara saya,” ungkap Menlu Retno penuh kehangatan, Selasa (8/10/202A).
Dalam kesempatan ini, Menlu Retno juga mengungkapkan adanya beberapa capaian ASEAN dalam satu dekade terakhir. Seperti, ASEAN telah mampu menavigasi persaingan kekuatan besar yang semakin meruncing. ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) juga telah mendorong kolaborasi inklusif di Kawasan. Selain itu, Menlu Retno juga menyampaikan bahwa mekanisme Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) telah mendorong terbentuknya integrasi ekonomi kawasan dan menyatukan mereka yang bersebrangan.
“Setiap dari kita telah menempatkan ASEAN sebagai prioritas utama dalam kebijakan luar negeri kita dan memainkan peran penting dalam transformasi ASEAN ini,” ujar Menlu Retno.
Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa Menlu negara ASEAN secara khusus mengapresiasi peran signifikan Indonesia, khususnya di bawah kepemimpinan Menlu Retno dalam memperkuat ASEAN. Inisiatif Indonesia untuk mengembangkan AOIP dinilai sebagai langkah penting dalam membentuk arsitektur kawasan yang inklusif di tengah dinamika geopolitik. Tak lupa Menlu Retno juga menitipkan beberapa pesan untuk ASEAN ke depan.
“Keberhasilan ASEAN di masa depan akan ditentukan oleh bagaimana ASEAN mampu menjawab tantangan yang ada, seperti menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan, menunjukkan solidaritas, serta terus memperkuat kapasitas institusional agar lebih tanggap terhadap tantangan global yang terus berkembang,” ungkap Menlu Retno menekankan.
Selain itu, Menlu Retno juga menggarisbawahi pentingnya ASEAN untuk terus berkomitmen pada hukum internasional, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip yang dipegang teguh oleh ASEAN, termasuk penghormatan terhadap hak asasi manusia.
“Tidak boleh ada ruang untuk pelanggaran terhadap prinsip-prinsip tersebut,” tegas Menlu Retno.
Dalam pertemuan tersebut, isu Myanmar juga kembali dibahas, Menlu Retno dan menyampaikan, bahwa Indonesia telah menginisiasi pertemuan para stakeholders terkait Myanmar dan pertemuan para Utusan Khusus Myanmar di Jakarta.
Dari pertemuan tersebut, setidaknya ada empat poin penting yang diangkat Menlu Retno, yakni (1) ASEAN perlu terus mendorong dialog yang inklusif, dengan melibatkan seluruh stakeholders Myanmar; (2) perlunya ASEAN meng-address isu TPPO dan juga obat-obatan terlarang yang semakin memperburuk situasi di Myanmar; (3) perlunya peningkatan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Myanmar yang sangat membutuhkan; dan (4) perlunya dukungan internasional terhadap inplementasi 5 Poin (5PC) ASEAN, sebagai referensi utama penyelesaian isu Myanmar.
Dalam pertemuan Menlu ASEAN hari ini, berhasil mengukuhkan komitmen bersama untuk menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan, serta memastikan ASEAN tetap menjadi organisasi yang adaptif dan relevan dalam menghadapi tantangan global di masa depan.(Rafa)