SriSundari – Dalam acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah / 2025 sekaligus Istighosah Kebangsaan, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar memperkenalkan ekoteologi, yaitu sebuah konsep keberagamaan yang menekankan harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta, Kamis (4/9/2025).
Kegiatan perayaan Maulid yang diselenggarakan di Masjid Istiqlal, Jakarta ini, mengangkat tema ‘Ekoteologi: Keteladanan Nabi Muhammad SAW untuk Kelestarian Bumi dan Negeri’ dan dihadiri Presiden RI Prabowo Subianto, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, para menteri Kabinet Merah Putih, duta besar negara sahabat, alim ulama, tokoh agama, serta masyarakat umum.
Dalam tausiahnya, Menag Nasaruddin mengaitkan keteladanan Nabi Muhammad SAW dengan tanggung jawab manusia menjaga lingkungan. Ia menegaskan, ekoteologi adalah ajakan untuk melakukan transformasi dalam cara berinteraksi dengan alam, dengan menjadikan nilai kasih sayang sebagai landasan keberagamaan.
“Padahal, Al-Qur’an dan ajaran Rasulullah SAW justru banyak menonjolkan sifat-sifat Tuhan yang penuh kasih. Mengayomi, mengasihi, menyayangi, dan merawat adalah esensi yang harus kita terapkan, termasuk dalam memperlakukan alam semesta,” ungkap Menag Nasaruddin.

Lebih lanjut Menag memaparkan, inti dari semua agama adalah cinta—cinta yang tidak hanya ditujukan kepada sesama manusia, tetapi juga kepada hewan, tumbuhan, dan seluruh alam semesta.
“Sebagai khalifah di muka bumi, manusia memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga, bukan merusak. Ada pesan Rasulullah SAW yang relevan hingga kini, Jangan merusak tempat ibadah, jangan mengganggu perempuan, dan jangan merusak alam,” papar Menag Nasaruddin.
Untuk memperkuat pesannya, Menag juga menyinggung buku The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History karya Michael H. Hart. Dalam buku tersebut, Nabi Muhammad SAW menempati peringkat pertama sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah.
“Ini bukan klaim dari kita umat Islam, melainkan pengakuan objektif dari seorang sejarawan Barat non-Muslim. Hart menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad adalah pemimpin terbaik (the best leader) yang pernah ada, karena pengaruhnya melintasi berbagai aspek kehidupan manusia,” tutur Menag.
Kegaiatan perayaan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah / 2025 ini, ditutup dengan doa yang dipimpin Imam Besar Masjid Istiqlal, Husni Ismail. Pembacaan doa ini menandai berakhirnya peringatan Maulid Nabi dengan suasana penuh khidmat dan kebersamaan.(Rafa)