SriSundari – Pemerintah Rusia mengumumkan pada hari Sabtu (23/3/2024), bahwa pihaknya telah menangkap keempat pria bersenjata yang dicurigai melakukan pembantaian di gedung konser dekat Moskow. Presiden Vladimir Putin berjanji untuk melacak dan menghukum mereka yang berada di balik serangan tersebut.
Seperti yang dilansir dari Reuters, Kelompok militan Negara Islam (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pada hari Jumat tersebut, namun ada indikasi bahwa Rusia berupaya menjalin hubungan dengan Ukraina, meskipun ada penolakan tegas dari para pejabat Ukraina bahwa Kyiv ada hubungannya dengan serangan tersebut.
Seperti diketahui, sejumlah 133 jenazah telah ditemukan dari reruntuhan gedung dalam 24 jam, dan para dokter saat ini tengah berjuang untuk nyawa 107 orang. Hal ini akibat insiden penembakan massal di gedung konser Crocus City Hall, Moskow pada Jumat malam (22/3/204).
Aksi serangan dan penembakan massal dilakukan segerombolan pria bersenjata yang mengenakan seragam, menjelang dimulainya sebuha konser musik rock. Mereka melepaskan tembakan dari jarak dekat hingga membuat warga berlarian ketakutan dan melemparkan granat atau bom pembakar. Gedung konser pun dibakar.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Putin mengatakan 11 orang telah ditahan, termasuk empat pria bersenjata.
“Mereka mencoba bersembunyi dan bergerak menuju Ukraina, di mana, menurut data awal, sebuah jendela telah disiapkan bagi mereka di sisi Ukraina untuk melintasi perbatasan negara,” katanya.
Dinas keamanan FSB Rusia mengatakan orang-orang bersenjata itu mempunyai kontak di Ukraina dan ditangkap di dekat perbatasan. Dikatakan bahwa mereka akan dipindahkan ke Moskow.
Baik Putin maupun FSB secara terbuka tidak menunjukkan bukti adanya hubungan dengan Ukraina, yang telah berperang dengan Rusia selama 25 bulan terakhir. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan bahwa upaya untuk mengalihkan kesalahan adalah hal yang biasa dilakukan Putin dan ‘penjahat lain’.
Juru bicara intelijen militer Ukraina Andriy Yusov mengatakan kepada Reuters: “Ukraina tentu saja tidak terlibat dalam serangan teror ini. Ukraina mempertahankan kedaulatannya dari penjajah Rusia, membebaskan wilayahnya sendiri dan berperang melawan sasaran tentara dan militer penjajah, bukan warga sipil.” ISIS mempunyai motivasi yang kuat untuk menyerang Rusia, yang melakukan intervensi terhadap negara tersebut dalam perang saudara di Suriah pada tahun 2015 lalu, dan analis keamanan mengatakan klaim ISIS tampaknya masuk akal karena cocok dengan pola serangan di masa lalu.(NA)