Sebanyak 17 Negara Sehaluan, Pelajari Praktik Berkelanjutan Kelapa Sawit Indonesia di Riau

Sebanyak 17 Negara Sehaluan, Pelajari Praktik Berkelanjutan Kelapa Sawit Indonesia di Riau

SriSundari – Kolaborasi antara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Indonesia (LDKPI) mengadakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas untuk Pengelolaan Komoditas Berkelanjutan Berbasis Pertanian Rakyat, sukses dilaksanakan di Bogor dan Riau. Kerjasama ini merupakan komitmen Indonesia dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).​

Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas untuk Pengelolaan Komoditas Berkelanjutan Berbasis Pertanian Rakyat untuk Negara Sehaluan (Like-Minded Countries – LMCs) dilaksanakan pada tanggal 22 Juni – 2 Juli 2024. 

Para peserta berkesempatan mengunjungi perkebunan kelapa sawit di Siak, Riau yang dikelola oleh petani rakyat. Perkebunan tersebut menggunakan praktik perkebunan berkelanjutan, dimana 80 petani sudah telah tersertifikasi ISPO. Perkebunan ini mengedepankan kearifan lokal dan konservasi hutan dalam pengelolaan kebun, contohnya dengan menggunakan bio pestisida dan pupuk organik. Perkebunan ini juga telah melakukan praktik keterlacakan dengan metode Polygon Mapping. ​

Staf Ahli bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Kemlu RI, Duta Besar Adam M. Tugio, yang mewakili Kemenlu dalam acara tersebut berharap, peserta dapat belajar praktik terbaik dari perkebunan kelapa sawit di Riau ini, terutama pada aspek keberlanjutan dan kontribusi petani rakyat terhadap industri kelapa sawit. 

“Harapannya kunjungan ini memberikan pelajaran dan manfaat bagi peserta yang dapat dibawa kembali ke negara masing-masing,” ujar Adam. ​

Sementara itu, Asisten III Sekretariat Daerah Provinsi Riau Elly Wardhani menyampaikan, bahwa para pelaku usaha dan petani rakyat, telah berusaha keras untuk memenuhi sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).  Mereka juga berkomitmen agar semua komoditas perkebunan di Riau menggunakan praktik ramah lingkungan dan berkelanjutan.

“Kedepannya, kita sesama negara sehaluan dapat saling mendukung dalam praktikpraktik perkebunan yang berkelanjutan berbasis pada pertanian rakyat,” harap Elly. ​

Sebelumnya, para peserta telah mengikuti sesi in-class di Bogor dengan topik-topik yang meliputi hambatan, tantangan, dan peluang di sektor kelapa sawit; lessons learned dari proses sertifikasi ISPO dan keberlanjutan; dan praktik-praktik baik dalam perkebunan kelapa sawit berkelanjutan. Para peserta juga melakukan diskusi mengenai praktik agrikultur yang baik dan berkelanjutan dari masing-masing negara peserta.

Tren perdagangan dan keberlanjutan di pasar global saat ini, menurut Ditya Agung Nurdianto, Direktur Perdagangan, Perindustrian, Komoditas, dan Kekayaan Intelektual Kemlu RI, menunjukkan regulasi perlindungan lingkungan menghambat alur perdagangan komoditas pertanian dan makanan.

“Indonesia selalu perjuangkan komoditas kelapa sawit Indonesia yang berkelanjutan, melalui diplomasi dan norm-setting di berbagai forum multilateral. Indonesia juga selalu berkomitmen pada praktik pertanian berkelanjutan,” ungkap Ditya.

Pelatihan yang akan berlangsung selama 5 tahun ke depan ini, berfokus pada aspek pengelolaan berbagai komoditas perkebunan oleh petani rakyat dengan praktik berkelanjutan, dimana petani rakyat berkontribusi langsung pada pencapaian (SDGs), khususnya SDG 1 (No Poverty) dan SDG 2 (Zero Hunger).​

Selain itu, penting untuk mengupayakan integrasi petani rakyat dalam global value chain komoditas perkebunan melalui kebijakan pemerintah, guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan mereka. Hal ini sejalan dengan upaya pencapaian SDG 8 (Decent Work and Economic Growth) dan SDG 10 (Reduced Inequalities). Menurut data FAO, sekitar 600 juta petani rakyat di dunia memasok sepertiga pangan global. 

Pelatihan ini sangat bermanfaat dan menginspirasi untuk mencari gagasan dan Solusi, terkait pertanian berkelanjutan. Pelatihan ini penting dalam upaya membangun unified front dalam upaya pembangunan, serta memperkuat kerja sama negaranegara berkembang. 

Diharapkan melalui pelatihan ini, para peserta dapat kembali ke negaranya dengan membawa ide dan ilmu yang dapat diimplementasikan di negara masing-masing, terkait praktik perkebunan berkelanjutan. Selain itu, diharapkan juga pelatihan ini dapat meningkatkan kerja sama dan kolaborasi antara Indonesia dan negara-negara peserta.(Rafa)

"Dunia dan isinya adalah media pembelajar oleh karena itu jadilah pembelajar yang baik"