d. Pendidikan formal dan Nonformal untuk meningkatkan kapasitas dan peluang
Untuk membuat suatu perencanaan yang baik tentunya diperlukan kemampuan dan pemahaman tentang substansinya. Pemahaman tersebut dituangkan dalam bentuk rencana-rencana kerja yang akan dilaksanakan nantinya. Seandainya kita tidak memahami substansinya dengan baik maka kita akan mengalami kesulitan dalam penyusunan rencana kerja yang baik.
Pemahaman terhadap substansi didapatkan melalui belajar, baik melalui pendidikan formal ataupun pendidikan nonformal. Oleh karena itu untuk sukses kita selalu berusaha untuk meningkatkan kapasitas diri sehingga kita mampu membuat perencanaan yang baik, mempunyai kapasitas yang baik untuk menyelesaikannya.
e. Komitmen dengan rencana yang sudah disusun atau fleksibel
Mengapa dalam pembahasan rencana untuk sukses perlu dipertegas dengan membangun komitmen diri. Ketahuilah bahwa komitmen merupakan salah satu faktor kunci penting dalam mencapai sukses. Tanpa komitmen diri yang kuat, rasanya akan sulit bagi kita untuk mencapai sukses.
Komitmen berbeda dengan fokus. Fokus merupakan salah satu faktor penting untuk meraih kesuksesan. Tetapi pentingnya fokus dalam mencapai tujuan sebagian besar sudah memahami dan menyadarinya, walaupun terkadang dalam pelaksanaannya juga terlupakan.
Fokus lebih kepada melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tidak terpengaruh oleh hal-hal lain yang tidak sejalan dengan tujuan. Selalu berusaha mengabaikan godaan-godaan yang muncul untuk keluar dari tujuan. Misalnya keinginan penulis untuk menyelesaikan sebuah buku novel dengan tema percintaan anak remaja. Kemudian kita menyusun rencana kerja untuk menyusun buku tersebut, mulai dari membuat tema, menyusun outline, mencari sumber dan lain sebagainya dengan target waku penyelesaian selama 6 bulan.
Hari-hari kita sibuk melaksanakan aktivitas penyusunan buku tersebut. Terkadang mampir di café untuk menyelesaikannya. Saat duduk dicafe terlihat cafenya rame. Hampir semua meja penuh terisi. Timbullah pemikiran, sepertinya kalau kita buka café juga bakal bisa sukses. Tergodalah pikiran kita untuk membuka café, pikiran ini semakin lama semakin menguat.
Akibatnya penyusunan buku tentang percintaan remaja yang sudah direncanakan dengan baik menjadi terkendala. Penyebabnya adalah fokus kita sudah terbagi dua antara menyelesaikan novel dan membuat café. Jika kita tidak mampu mengatur waktu dengan baik maka dengan sendirinya penyusunan buku akan menjadi terlambat, atau bahkan tidak selesai sama sekali.
Sedangkan komitmen adalah kesepakatan dengan diri sendiri ataupun dengan pihak lain untuk mengerjakan suatu kegiatan yang sudah ditetapkan sampai selesai. Misalnya kita ambil contoh di atas. Di saat tergoda untuk membuka café disaat sedang menyelesaikan penyusunan buku novel percintaan remaja, maka yang harus dilakukan adalah kembalikan niat kepada tujuan awal. Tujuan awalnya menyelesaikan penyusunan penulisan novel, maka penyusunan novel adalah prioritas nomor satu.
Di sisi lain muncul keinginan untuk membuka café itu sah-sah saja dan tentunya bukan suatu kesalahan. Bisa saja kedua dijalankan sekaligus dengan catatan tidak mengganggu penyusunan novel. Seandainya kegiatan membuka café baru mengganggu proses penyusunan novel dan dapat berdampak mengganggu proses penyusunuan novel seperti tidak dapat menyelesaikannya tepat waktu, maka café harus “dikalahkan” terlebih dahulu. Kembalikan ke komitmen awal bahwa kita akan menyelesaikan pembuatan novel, apapun kendalanya.
Masalah komitmen ini sering terabaikan karena banyak hal, misalnya dalam pelaksanaan kegiatan banyak menemukan hambatan-hambatan sehingga menjadi tidak bersemangat untuk mengerjakannya lagi. Godaan-godaan lain yang lebih menggiurkan dan lain sebagainya.
Pada intinya komitmen diri untuk menyelesaikan apa yang sudah direncanakan dengan baik, apapun hambatannya, apapun gangguannya tidak menghalangi semangat kita untuk mengerjakan sampai selesai. Jika komitmen ini mampu dibangun dengan baik, maka kita akan mengerahkan segala potensi yang dimiliki untuk meyelesaikan kegiatan ataupun rencana-rencana yang sudah disusun sebelumnya sampai dengan selesai. Kalau komitmen seperti ini sudah terpatri dalam diri kita maka sukses hanyalah masalah waktu yang akan segera datang menghampiri.
f. Cintai Pekerjaan/sesuai passion
Salah satu kunci sukses lainnya adalah mencintai pekerjaan. Apapun pekerjaannya, apapun profesinya kita harus mencintainya. Dengan mencintainya maka kita akan mengeluarkan energi positif yang sangat bermanfaat untuk pencapaian tujuan. Dengan sendirinya kita akan memberikan yang terbaik yang kita punya untuk menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawab kita.
Dengan mencintai pekerjaan, maka kita akan berusaha memahami pekerjaan tersebut dengan sebaik-baiknya, sampai bagian terkecil dari pekerjaan itu sendiri akan dipahami dengan baik. Tidak ada bagian yang kita tidak tahu.
Mencintai pekerjaan dapat diibaratkan dengan seorang ibu yang mencintai anaknya. Sang ibu akan sangat memahami bagaimana cara menghadapi anaknya. Apa yang dibutuhkan oleh anak-anaknya. Walaupun anaknya tidak patuh ataupun nakal, sang ibu tetap saja akan memberikan yang terbaik yang dia punya.
Bahkan hebatnya seorang ibu, pada saat anaknya sakit, dia akan merawat anaknya dengan sebaik mungkin. Bahkan rela tidak tidur bergadang sampai pagi. Misalnya pada saat anak “mungilnya” dalam keadaan demam tinggi. Sang ibu akan rela tidak tidur sampai pagi demi menjaga suhu tubuh anaknya agar tidak naik. Kenapa ini bisa dilakukan?. Jawabannya sangat sederhana, karena sang ibu mencintai anaknya dengan sepenuh jiwa raganya.
Mencintai pekerjaan mempunyai kekuatan “magic” yang mampu menghantarkan anda ke pintu sukses. Oleh karena itu mulai sekarang berusahalah sekeras yang kamu mampu, cintai pekerjaanmu seperti mencintai dirimu sendiri. Berikan yang terbaik untuk pekerjaanmu sesuai dengan kapasitas yang kamu miliki. Jika hal tersebut sudah dapat diwujudkan dengan baik. Maka kesuksesan hanyalah masalah waktu yang akan segera menghampirimu.