mereka mengaku teman yang katanya sejati
semua cerita dibagi
pujian selalu bertukar
tak peduli bagaimana keadaan diri
intinya sama-sama bahagia
atau pura-pura bahagia?
ada juga yang sering menitikkan air mata bersama
mati-matian berjuang melakukan apa-apa yang sekiranya mengundang rahmat-Nya
jarang bersua,
tapi hatinya bertaut dalam doa
jarang terdengar gelak tawa, tak apa
yang kita cari ridha-Nya
lagi, ini bukan surga
lagi, kita masih tergadai dengan amal
lagi, punggung kita berat karena dosa
bagaimana bisa lepas tertawa?
dan aku lebih suka
sepi dalam selebrasi
namun riuh dalam doa
