SriSundari – Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming sangat mengapresiasi hubungan bilateral Indonesia dengan Uni Emirat Arab (UEA) yang terjalin sangat erat hamper lima dekade ini.
“Tidak hanya dekat secara politik, tapi juga hangat sebagai saudara. Persaudaraan ini terasa hangat, dalam dan tulus,” ungkap Wapres Gibran saat menghadiri acara Resepsi Peringatan Hari Nasional (National Day) Ke-53 Uni Emirat Arab (UEA) di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Selasa (03/12/2024).
Eratnya hubungan kedua negara salah satunya dapat dilihat dari kerja sama pembangunan Masjid Agung Syekh Zayed dan Rumah Sakit Kardiologi Emirates di Solo, Jawa Tengah, serta berbagai bantuan kemanusiaan dari Emirates Red Crescent di Indonesia.
“Ini adalah simbol persaudaraan, simbol persahabatan yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian,” tegas Wapres Gibran.
Hal tersebut, sambung Wapres, sejalan dengan pernyataan Presiden UEA, Syekh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan, bahwa kekayaan bukan terletak pada uang atau minyak, tetapi pada manusianya. Kekayaan tidak bernilai jika tidak didedikasikan untuk melayani umat manusia.
“Ini adalah pesan kemanusiaan yang bernilai tinggi, apalagi di tengah dunia yang saat ini semakin terbelah, di tengah rivalitas dan perbedaan yang semakin tajam, di mana nilai-nilai kemanusiaan semakin ditinggalkan,” puji Wapres Gibran lagi.
Wapres Gibran hadir dalam acara National Day Ke-53 UEA ini mewakili Presiden Prabowo Subianto. Acara ini digelar setiap tahun untuk memperingati pembentukan UEA pada 2 Desember 1971, di mana tujuh emirat yakni Abu Dhabi, Dubai, Sharjah, Ajman, Umm Al-Quwain, Fujairah, dan kemudian Ras Al-Khaimah (bergabung pada awal 1972) bersatu membentuk federasi yang saat ini dikenal sebagai Uni Emirat Arab.
Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Indonesia, Abdulla Salem Al Dhaheri dalam sambutannya menyampaikan bahwa dengan merayakan Hari Nasional ke-53, UEA menatap masa depan dengan penuh keyakinan dan tekad melalui visi ‘Kami Emirate 2031’.
“Dengan visi ini, UEA akan menyelesaikan perjalanan pembangunannya untuk dekade berikutnya, dan memperkuat posisinya sebagai mitra global dan pusat ekonomi yang menarik dan berpengaruh,” ungkap Dubes UEA Abdullah Salem Al Dhaheri.
Di tingkat eksternal, menurut Abdulla Salem, UEA terus menjunjung tinggi pentingnya kerja sama internasional.
“UEA selalu berkomitmen untuk memperkuat hubungan bilateral dengan negara-negara sahabat, serta mendukung upaya internasional untuk mencapai perdamaian dan stabilitas serta mengatasi berbagai persoalan internasional,” tegasnya.
Termasuk, dalam hubungan bilateral dengan Indonesia, ia mengapresiasi peningkatan hubungan kedua negara menjadi kemitraan strategis di berbagai bidang, khususnya politik, ekonomi, dan perdagangan. Terlebih dengan dimulainya penerapan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) yang berkontribusi terhadap peningkatan perdagangan bilateral di antara kedua negara.
“Volume perdagangan bilateral non-minyak telah mencapai lebih dari 27 miliar USD selama periode 2014-2023. Sementara itu, perdagangan bilateral meningkat pesat hingga 12% selama beberapa tahun terakhir,” paparnya.
Hadir pada acara ini, di antaranya Ketua DPD Sultan Bachtiar Najamudin, Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai, Menteri Pariwisata Widianti Putri, Menteri Pemuda dan Olahraga Ario Bimo Nandito Ariotedjo, serta para Duta Besar negara sahabat dan tokoh lainnya.(Rafa)