SriSundari – Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno L.P. Marsudi, memimpin pertemuan para Menlu ASEAN dan Amerika Serikat (AS) bersama Menlu AS, Antony Blinken, di Vientiane, Laos (27/7/2024). Indonesia merupakan Koordinator Kemitraan ASEAN-AS periode 2021-2024.
Dalam pertemuan ini, Menlu Retno mengangkat pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional.
“Kemitraan ASEAN dan Amerika Serikat harus berkontribusi bagi terciptanya perdamaian dan stabilitas dunia. Hukum internasional harus ditegakkan di mana pun, di Ukraina, di Laut China Selatan dan tentunya di Palestina,” tegas Menlu Retno.
Lebih lanjut Menlu Retno mengajak semuanya untuk tidak menutup mata hatinya, menghadapi krisis kemanusiaan yang tengah terjadi di Gaza saat ini.
“Saat kita bicara di sini, lebih dari 40 ribu orang dibunuh. Gencatan senjata harus segera dilakukan untuk hentikan kekejaman ini,” ungkap Menlu Retno.
Menlu retno pun mengajak Amerika Serikat dan ASEAN untuk bersama-sama memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan.
Sementara itu, dalam pernyataan nasionalnya, Menlu Retno menyampaikan dua hal, pertama yaitu agar Amerika Serikat sebagai mitra untuk perdamaian.
“Sebagai mitra, kata Retno, penting bagi kita untuk menghormati hukum internasional. Menciptakan budaya dialog juga penting,” ujar Mnelu Retno.
Karenanya, Indonesia menyambut baik komitmen AS untuk melanjutkan dialog dengan RRT. Selain itu, sentralitas ASEAN juga harus terefleksi dalam berbagai kerja sama antara ASEAN dan AS.
Yang kedua, Menlu Retno juga mengungkapkan bahwa Amerika Serikat adalah sebagai mitra untuk pertumbuhan.
Dalam kesempatan ini, Menlu Retno juga menyampaikan pentingnya negara-negara ASEAN meningkatkan kapasitas industrinya, termasuk untuk sektor mineral kritis. Untuk itu, Indonesia berharap AS sebagai negara anggota dari Minerals Security Partnership, dapat berkontribusi membantu negara-negara di Kawasan, untuk bisa memenuhi standar ESG (Environmental, Social and Governance) untuk mineral.
Kemitraan ASEAN dan AS, lanjut Menlu Retno, harus menjadi faktor utama dan penentu dalam menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang stabil dan menguntungkan bagi semua.
Pertemuan ASEAN – AS ini membahas isu-isu penting kawasan maupun global, antara lain, perdamaian dan stabilitas kawasan, isu Palestina, perubahan iklim, peningkatan kapasitas, perdagangan, ekonomi digital, infrastruktur, artificial intellegence, keamanan siber,energi bersih, kendaraan listrik, konektivitas, dan keamanan maritim. Pertemuan ASEAN-AS kali ini merupakan pertemuan yang terakhir di bawah koordinasi Indonesia. Untuk periode 2024-2027, Indonesia akan menjadi Koordinator Kemitraan ASEAN-Australia.(NA)