TERIMA KASIHKU – Len’s

Halilintar membuyarkan lamunanku yang sedang terbang dalam kenangan yang tak lekang.
Helai demi helai daun berjatuhan,
beriringan dengan desiran angin yang menyayat rasa rindu
Kembali kukenang kebersamaan yang kini hilang
Setelah sekian lama kulalui dalam menjalani waktu. bagaikan kayu yang menjadi lapuk

Kini butiran butiran hujan mulai berjatuhan bagai kristal yang jatuh hancur terburai.
Menimpa daun yang bergoyang tak berdaya
Lentera hatiku mulai kunyalakan satu persatu
Ingatanku menyapa melukiskan masa lalu yang kembali hadir.
Rumah itu,
Sungguh banyak kenangannya,
Mulai dari halaman depan dengan pohon mangganya yang telah berulangkali berbuah
Sangat berjasa membuat teduh kamar depan
Pohon bunga yang mengeluarkan aroma semerbak pada saat malam menjelang
Halaman belakang yang dengan rumput yang hijau berhiaskan bunga mawar kuning dan merah
Pinggir halaman seolah berenda dengan bunga bawang yang putih kuning bermekaran dipagi hari. Pohon jeruk buahnya menambah lezatnya sambal rawit yang tinggal dipetik.

Satu persatu kamar punya kenangan tersendiri
Dua anakku membangun mahligai rumah tangga dirumah itu
Bunga Rampai Kata Indah Kulasentana | 69
Tiga anak kecil yang berangkat dewasa lahir disitu. Ayah, ibu dan suami serta anak bungsuku kembali keharibaan Mu dirumah itu
Hamparan kenangan yang tak dapat kutuliskan satu persatu hanyut dalam kenangan yang indah maupun yang yang menyayat

Semua itu tinggal kenangan.
Kusadari kenangan tak pernah lekang
Namun aku harus menyadari jangan biarkan hanyut dalam kehilangan karena semua adalah titipan.
Yang terbaik adalah saat ini, hati jiwa dan ragaku dalam pelukan kasih saying-Mu

Illahi Robb pemilik semua yang fana dan kekal
Jagalah aku dalam keridhoan akan semua ketetapan-Mu Ya Robb.

Terima kasih untuk segalanya.
08 Desember 2021

Dalam Buku : Bunga Rampai Kata Indah Kulasentana

"Dunia dan isinya adalah media pembelajar oleh karena itu jadilah pembelajar yang baik"