‘Tujuh Masjid’, Salah Satu Tempat Bersejarah di Kota Madinah

‘Tujuh Masjid’, Salah Satu Tempat Bersejarah di Kota Madinah

SriSundari – Madinah, merupakan kota paling suci kedua dalam agama Islam setelah Kota Mekkah dan memiliki banyak tempat bersejarah yang patut diketahui oleh umat Islam. Salah satu tempat bersejarah yang banyak didatangi yaitu Tujuh Masjid, yang juga menjadi salah satu landmark Kota Madinah.

Tujuh Masjid merupakan kompleks masjid kecil yang sejarahnya terkait dengan biografi Nabi Muhammad (SAW). Kehadiran Tujuh Masjid ini menandai lokasi Perang Khandaq (Pertempuran Parit). Kawasan ini terletak di tepi barat Gunung Sila’, dimana sekitar sana terlihat jajaran pegunungan Sila’ yang menjulang kokoh, tepat di belakang Tujuh Masjid.  Tampak terlihat pos-pos pengintaian yang masih ada di puncaknya. Sedangkan parit yang dibangun Rasulullah telah berubah menjadi jalan.

Dahulu, pada tahun 5 H, parit ini dibangun oleh pasukan muslim dengan kedalaman lebih dari tiga meter dan lebar 4,6 meter dengan panjang sejauh tiga kilometer.  Parit ini dipersiapan dalam kurun waktu satu bulan. Tim penggali harus mengeruk batu cadas keras dan setiap 10 orang harus menyelesaikan galian sepanjang 40 meter. Jadi kecepatan menggalinya satu meter lebih sedikit setiap hari.

Keberadaan parit-parit ini, saat itu untuk mempertahankan Madinah, ketika tentara Quraisy dan suku-suku yang bersekutu bergerak menuju ke sana.  Sehingga pasukan kuda musuh tidak bisa melompatinya.

Atas keberanian para sahabat, masing-masing dikenang dengan mendirikan masjid. Kehadiran Masjid ini untuk memberikan penghormatan kepada mereka yang dengan gagah berani berjuang dalam Pertempuran Khandaq. Masjid ini juga dikenal sebagai al-Masjid al-Sab, yang berarti ‘tujuh’ dalam bahasa Arab, meski saat ini tampak hanya terdapat enam masjid.

“Tujuh masjid ini simbol kemenangan umat Islam menghadapi para kafir Qurays yang datang untuk menghancurkan umat Islam,” kata Aswadi Syuhadak, guru besar Universitas Islam Sunan Ampel, Surabaya yang menemani Tim Media Center Haji (MCH) menelusuri sejarah Masjid Parit di Madinah beberapa waktu lalu.

Meski awalnya terdapat tujuh masjid di kompleks ini, kini jumlah masjid sebenarnya menjadi enam. Meskipun demikian, kompleks bersejarah kecil ini masih disebut sebagai tujuh masjid. Al-Masjid al-Sab terletak di wilayah barat Gunung Sila’ di Madinah, Arab Saudi.

Jika digerakkan dari selatan ke utara, penempatan masjid-masjid tersebut adalah Jami’ al-Khondaq, Masjid Fatima (Saadz bin Muadz), Masjid Ali, Masjid Umar, Masjid Abu Bakar, Masjid Salman Farisi, dan Masjid al Fath.

Masjid Al Fat’h, Pos Komando Nabi Muhammad

Merupakan masjid terbesar yang juga dikenal dengan nama Masjid Al-Ahzab dan Masjid A’la. Dibangun di atas bukit di bagian barat Gunung Sala’.  Ini menandai lokasi Pertempuran Ahzab dan memberikan penghormatan atas kemenangan bersejarah umat Islam di Madinah.

Menurut sejarah Islam, Masjid al Fat’h pertama kali dibangun pada masa Kekhalifahan Umar (RA) di lokasi pos komando Nabi Muhammad (SAW). Direnovasi Saifuddin Abu al-Hija pada 1154 H dan dipugar pada masa pemerintahan Fahad bin Abdul Aziz al-Saud.

Masjid Salman Farisi

Masjid Salman Farsi terletak 20 meter di selatan Masjid al Fat’h. Masjid ini dinamai Salman Farisi (RA), saat ia memimpin pembangunan parit selama Pertempuran Khondaq. Masjid Salman Farisi dibangun pada masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz dan direnovasi satu kali pada 1154 Hijriah pada masa pemerintahan Saifuddin Abu al-Hija dan pemerintahan kedua Sultan Ottoman Abd al-Majid I. Yang mencolok Keistimewaan Masjid Salman Farsi adalah ukurannya yang kecil, karena memiliki aula sepanjang 7 meter dan lebarnya hanya 2 meter .

Masjid Abu Bakar

Terletak 15 meter barat daya Masjid Salman Farisi, Masjid Abu Bakr dibangun di lokasi tempat khalifah pertama, Abu Bakr (RA), memimpin salat Idul Fitri bersama Nabi Muhammad (SAW). Masjid Abu Bakar dibangun pertama kali pada masa pemerintahan Omar Bin Abdul Aziz (705-709/89-91 H) dan kemudian direnovasi Sultan Mahmoud II pada masa pemerintahannya pada 1838 M/1254 H.

Menampilkan arsitektur berbentuk persegi dan panjang kurang lebih sembilan meter. Masjid ini dibangun menggunakan batu basal hitam dan bagian dalam masjid dicat putih. Ciri khas lain dari Masjid Abu Bakar adalah menara setinggi 15 meter, halaman persegi panjang lebar 6 meter dan panjang 13 meter, serta kubah berornamen setinggi 12 meter.

Menara Masjid Abu Bakar sangat mirip dengan Menara Bab as-Salam Masjid Nabawi. Hanya sedikit orang yang tahu bahwa Masjid Abu Bakar dulunya memiliki bangunan berwarna putih agak tinggi yang diratakan untuk menambah ruang parkir.

Masjid Umar

Terletak di barat daya Masjid Nabawi dan 10 meter di selatan Masjid Abu Bakar, Masjid Umar dibangun di lokasi pos komando Umar (RA) selama Pertempuran Parit. Letaknya di ketinggian lebih tinggi dan berada di dataran yang sama dengan Masjid Al Fat’h.

Masjid Umar memiliki arsitektur yang sama dengan Masjid al Fatah, yang menunjukkan bahwa kedua masjid tersebut dibangun dan direnovasi pada waktu yang bersamaan. Menurut sejarah Islam, Umar (RA) berdoa di masjid ini pada masa kekhalifahannya.

Masjid Ali

Berukuran lebar hanya 6,5 ​​meter dan panjang 8,5 meter adalah Masjid Ali. Terletak di puncak bukit. Paling tinggi di atas masjid-masjid lainnya dan di selatan Masjid Fatima. Menurut sejarah Islam, dari sinilah Ali (RA) ikut serta dalam Pertempuran Parit, dan juga memimpin Shalat Idul Fitri pada masa kekhalifahannya. Anda harus menaiki anak tangga kecil untuk masuk ke dalam masjid. Diyakini bahwa Masjid Ali telah dibangun dan direnovasi di samping Masjid al Fat’h.

Masjid Fatima atau Masjid Saad bin Muadz.

Terletak tidak jauh di sebelah barat Masjid Ali adalah Masjid Fatima. Masjid ini juga dikenal sebagai Masjid Saad ibn Mu’adz dan merupakan masjid terkecil dari tujuh masjid. Masjid Fatima berukuran kurang lebih 4 x 3 meter dan dibangun pada masa pemerintahan Sultan Abdul Majid I pada Era Ottoman.

Masjid Jami’ al-Khandaq

Masjid Parit atau Jami’ al-Khandaq juga dikenal sebagai “Masjid Penaklukan.” Ini adalah salah satu masjid paling modern di situs tersebut. Letaknya di kaki Gunung Sila’ di Madinah, Arab Saudi. Jami’ al-Khandaq menempati bekas parit di barat laut kota Nabi Muhammad (SAW).

Seperti namanya, masjid ini memberikan penghormatan kepada Pertempuran Parit yang terjadi antara orang-orang kafir dan Muslim Madinah pada masa Nabi Muhammad (SAW).(Adoel)

"Dunia dan isinya adalah media pembelajar oleh karena itu jadilah pembelajar yang baik"